Rabu, 29 Mei 2013

Dua Rakaat Sebelum Subuh Mengalahkan Dunia Seisinya


Dua rakaat sebelum shalat subuh sangat dianjurkan oleh Rasulullah saw. Nilai dua rakaat (sebelum subuh) ini, sebagaimana pesan Rasulullah saw lebih baik dari pada jagad seisinya.
ركعتا الفجر خير من الدنيا وما فيها
Dua rakaat shalat fajar lebih baik dari dunia seisinya.
Banyak sekali istilah yang digunakan untuk menunjukan dua rakaat sebelum shubuh. Dari redaksi hadits tersebut sebagian ulama mengatakannya shalat sunnah fajar. Adapula yang menamainya sebagai shalat sunnah subuh karena dilakukan sesebelum shalat subun. Ada pula yang mengatakan shalatsunnah barad mungkin karena dilaksanakan ketika hari masih dingin. Ada pula yang menamakan shalat sunnah ghadat yaitu shalat sunnah yang dilakukan pagi-pagi sekali.
Oleh karena itu dalam Nihayatuz Zain, Syaikh Nawawi memperbolehkan niat shalat dua rakaat subuh ini dengan berbagai macam istilah tersebut. Misalkan ushalli sunnatal fajri rok’ataini ada’an lillahi ta’ala. Atau boleh juga ushalli sunnatal barodi rok’ataini ada’an lillahi ta’ala  sunnatas  subhi, dan seterusnya. Atau boleh juga yang lebih lengkap adalah
اُصَلِّيْ سُنَّةَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ اْلقِبْلَةِ اَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى
Usholli sunnatas shubhi rok'ataini mustaqbilal qiblati adaa-an lillaahi ta'aala.                                                  
Di samping itu yang harus diperhatikan adalah anjuran untuk tidak berlama-lama dalam shalat, mengingat predikat shalat ini adalah shalat sunnah. Walaupun nilainya lebih berharga daripada dunia seisinya.
Selain itu alasan kebergegasan dua rakaat ini adalah mengikuti Rasulullah saw (liitba’I sunnatir rasul) yang cukup membaca surat al-Kafirun dalam rakaat pertama (setelah al-fatihah) dan al-Ikhlash (setelah al-fatihah)pada rakaat kedua. Atau membaca Alam Nasyrakh (surat al-Insyirakh) pada rakaat pertama dan Alam Taro (Surah al-Fiil) pada rakaat ke dua.
Secara praktis, tersebut pula dalam Nihayatuz zain  anjuran untuk membaca wirid khusus setelah dua rakaat sambil menunggu shalat subuh. Bacaan itu adalah (1) Ya Hayyu Ya Qayyum La Ilaha Illa anta, 40 kali. (2) Surat Al-Ikhlas, 11 kali (3) Surat Al-Falaq, 1 kali (4) Surat An-Nas, 1 kali dan (5) Subhanallah wa Bihamdihi, Subhanallahil Adhim, Asytaghfirullah, 100 kali.  
 Demikianlah keterangan dua rakaat sebelum shalat subuh yang menurut sebagian ulama dikategorikan sebagai rawatib (sebagaimana shalat qabliyah lainnya) yang dilaksanakan sebelum shalat subuh
.
sumber http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,11-id,42445-lang,id-c,syariah-t,Dua+Rakaat+Sebelum+Subuh+Mengalahkan+Dunia+Seisinya-.phpx

Rabu, 22 Mei 2013

Sambutan Perpisahan Dari Siswa Yang Di Tinggalkan


Assalamu ‘Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Yang terhormat Bapak Kepala MAN Baraka, bapak/ibu guru dan staf  MAN Baraka, teman-teman siswa dan siswi MAN Baraka, dan seluruh hadirin dan hadirat yang  kami muliakan dan kami banggakan.

Alhamdulillah, wasyukurillah, walahaula walakuwwata illabillahil aliyyin adzim, wassalatu wassalamu ala asrafil anbiya’I wal mursalin wa ala alihi wasahbihi ajma’in amma ba’du.

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita rahmat, hidayah dan taufik-Nya sehingga kita bisa hadir di tempat ini, guna melaksanakan acara perpisahan kelas XII Tahun Ajaran 2010/2011

Shalawat dan salam senantiasa kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Allah Muhammad SAW, yang telah menyelamatkan kita dari zaman jahiliyah menuju zaman zakariyah, dari kegelapan menuju cahaya islam rahmatan lil alamin.

Hadirin dan hadirat yang sama berbahagia,

Saya berdiri di sini, karena diberikan amanah mewakili teman-teman untuk memberikan kesan dan pesan kepada kakak-kakak kelas kami yang akan meninggalkan sekolah kita yang tercinta ini karena sudah menamatkan studinya.

Kakak-kakak yang kami banggakan,

Ini adalah hari terakhir bagi kakak-kakak sekalian berada di sekolah ini. Namun, segala apa yang telah kita lalui bersama merupakan kenangan terindah yang tak akan terlupakan. Ada banyak hal yang belum sempat kami lakukan bersama kakak. Sungguh kakak adalah panutan yang baik bagi kami. Senantiasa memberi kami nasihat dan tuntunan dalam belajar. Sekarang ini hati kami (adik-adikmu) sedang menangis perih. Adakah hal yang lebih berharga dari kebersamaan. Kebersamaan yang membuat kita kuat, cerdas, dan tegar dalam membangun nama baik sekolah kita.


Hadirin wal hadirat yang dirahmati Allah

Sebuah ungkapan yang tak asing lagi bagi kita, “di mana ada pertemuan, di situ ada perpisahan”. Satu atau dua tahun lalu kita bertemu di tempat ini, dan ditempat ini pulalah kita berpisah. Masih sangat lekat dalam ingatan sewaktu kakak-kakak membimbing dan mengarahkan kami pada Masa Orientasi Siswa  yang lalu, sekarang kalian akan pergi meninggalkan kami dan Inilah takdir manusia yang tak terelakkan. Kita tak bisa melawan waktu. Biarlah waktu itu berlalu seiring dengan linangan air mata kami.  Tetapi kami tetap  yakin bahwa perpisahan ini merupakan jalan yang disediakan Allah kepada kita, demi meniti jalan hidup menuju kesuksesan dan kebahagiaan di masa yang akan datang.

Kakak-kakak yang kami banggakan

Kami juga menyadari bahwa selama kebersamaan kita di sekolah ini banyak kesalahan yang kami perbuat, mungkin kami sering membuat kakak jengkel. Oleh karena itulah, dengan setulus hati, kami meminta maaf atas segala kesalahan kami.

Kakak-kakakku tercinta, pesan buat kalian. Kalian adalah alumni-alumni yang baik lagi sopan, kalian adalah alumni yang cerdas dalam ilmu dan terdepan dalam akhlakul karimah  Perlihatkanlah sifat baik lagi sopan itu kepada orang-orang di luar sana. Buatlah hal itu menjadi ciri khas bagi alumni sekolah  kita yaitu MAN Baraka, sekolah  bernuansa Islami, yang mengedepankan akidah, akhlak dan budi pekerti. Jagalah nama baik sekolah kita di manapun kakak memijakkan kaki. Tetapkanlah hati dan pikiran kakak dalam kejujuran dan kebenaran, niscaya kalian akan menjadi orang-orang yang sukses dan berhasil di masa depan dan ketika nanti kakak sudah sukses dalam menggapai cita-cita maka jangan lupakan kami, jangan lupakan guru-guru kita, dan jangan lupakan sekolah kita yang tercinta ini, ingatlah selalu bahwa kita pernah berada dalam satu keluarga besar yaitu keluarga besar MAN Baraka. Selamat jalan kak, sukses selalu menyertai kalian!. Semoga  Allah Yang Maha Agung mempertemukan kita kembali di masa yang akan datang.

Hadirin dan hadirat yang kami hormati

Sekianlah pidato kesan dan pesan ini. Mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua. Lebih dan kurangnya mohon dimaafkan.


Billahi fisabilil haq,
Fastabiqul khairat,

Wassalamu ‘Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

BEIB - Ashilla Zahrantiara


bieb tau gak sih
tiap malam aku memikirkanmu                
jadi pacarmu hal yang paling indah dalam hidupku

bieb tau gak sih
tiap malam aku merindukan mu
rasa cintamu slalu jadi tanya dalam hatiku

jangan cintai aku seperti bintang
yang hanya bersinar dimalam hari
cintai aku seperti sungai
mengalir untukmu slamanya

jangan cintai aku seperti bunga
yang berhenti mekar kalau musim berganti
cintai aku seperti udara
membuatku hidup slamanya

bieb tau gak sih
tiap malam aku memikirkanmu
jadi pacarmu hal yang paling indah dalam hidupku

bieb tau gak sih
tidurku tak pernah nyenyak karnamu
rasa cintaku ingin slalu ku buktikan padamu

karna cintaku takkan seperti bintang
yang hanya bersinar dimalam hari
karna cintaku seperti sungai
mengalir untuk mu selamanya

karna cintaku takkan seperti bunga
yang berhenti mekar kalau musim berganti
karna cintaku seperti udara
membuatmu hidup selamanya

jangan cintai aku seperti bintang
yang hanya bersinar dimalam hari
huuu uuuuu
mengalir untukmu slamanya

jangan  cintai aku seperti bunga
yang berhenti mekar kalau musim berganti
cintai aku seperti udara
membuatmu hidup selamanya

jangan cintai aku seperti bintang (huuu)
yang hanya bersinar dimalam hari(yeyeee)
cintaa
mengalir untukmu slamanya

jangan  cintai aku seperti bunga
yang berhenti mekar kalau musim berganti
cintai aku seperti udara
membuatmu hidup selamany

Senin, 20 Mei 2013

KITA BERSAMA

Hari Selasa tanggal 21 Mei 2013. Mereka adalah Astuti, Mulyana Ulfah, Niken Kusumawardani, Asmarani, Arbainah, Karina, Misna dan saya sendiri Kamilia Safitri.
Pagi itu kami awali dengan foto bareng sebelum dilaksanakannya Isra Miraj disekolah kami tercinta yaitu MAN Selat Tengah Kuala Kapuas. Awal mulanya sih pengen beli mpek-mpek eh ternyata tukang jual mpek-mpek yang biasanya nangkring di parkiran sedang absen jualan. selain itu sih juga sambil ngecengin adik kelas. wkwkwk, biasalah suka sama brondong-brondong gitu. Tak lama berselang waktu 'setelah kami berfoto ria, bel pertanda dimulainya acara Isra Miraj akan segera dimulai, kami brgegas kembali kekelas dan menuju Aula sekolah kami tercinta. Mau tau proses kami mengikuti acara Isra Miraj. Next post yaa..
ini dulu deh ceritaku hari ini :D

Dampak Buruk Mencontek

Mencontek sepertinya sudah menjadi kebiasaan sebagian pelajar dari mulai siswa SD sampai mahasiswa. Cara menconteknya pun semakin lama semakin beragam dan canggih. Kalau di zaman dulu contekan hanya ditulis di kertas kecil atau di buat coretan di atas meja. Sekarang contekan cukup dikirim melalui sms. Bukan hanya ulangan harian, semesteran bahkan ujian nasional pun tidak luput dari upaya contek mencontek. Parahnya lagi ditingkat mahasiswa, skripsi yang dibuat pun hasil mencontek.
Padahal mencontek punya dampak buruk bagi pelakunya. Dampak buruk ini ada yang langsung dirasakan akibatnya, tapi ada juga dampak yang sifatnya jangka panjang. Mencontek memiliki dampak buruk diantaranya yaitu:
1. Malas belajar. Orang yang suka mencontek tidak akan punya motivasi belajar yang tinggi. Mereka justru semakin malas belajar dan mengandalkan contekan ketika menghadapi ujian. Akibatnya sangat jelas, pelajar dan mahasiswa seperti ini mungkin bisa dapat nilai bagus tapi pasti tidak bisa menguasai ilmu yang seharusnya mereka tahu.
2. Biasa bohong. Mencontek memerlukan kebohongan untuk mensukseskan misinya. Orang yang biasa mencontek akan biasa pula berbohong. Mereka menjadi orang yang terbiasa tidak jujur kepada diri sendiri dan orang lain. Tentu kebiasaan bohong ini akan sangat berbahaya karena mereka bisa menjadi orang yang tidak dipercaya perkataan dan perbuatannya.
3. Menghalalkan segala cara. Apapun akan dilakukan oleh orang yang biasa mencontek. Mereka akan mencari segala macam cara agar bisa mencontek dengan sukses. Cara halus dan kasar pun akan mereka lakukan. Bahayanya sikap menghalalkan segala cara ini bisa menjadi kebiasaan.
4. Menular. Ada yang mengibaratkan mencontek itu dengan penyakit yang bisa menular ke semua orang. Jika melihat teman sekelasnya bisa mencontek, tetangga kiri dan kanannya pun pasti akan mengikuti. Kebiasaan buruk ini pun menular dan menyebar ke seantero kelas. Bahkan bisa juga menular ke kelas lain.
5. Tidak percaya diri. Tukang nyontek itu orang yang tidak percaya diri. Semakin sering dia mencontek, semakin berkurang rasa percaya dirinya kalau dia bisa mengerjakan sendiri. Setiap orang sebenarnya memiliki kemampuan untuk menerima pelajaran. Sayangnya sebagian orang ada yang malas menggunakan kemampuannya itu.
Dampak buruk mencontek lebih besar dari itu sebenarnya. Perilaku mencontek dengan segala dampak buruknya bisa menjadi kebiasaan di luar sekolah atau kampus. Mereka akan menjadi orang yang malas, suka bohong, menghalalkan segala cara, tidak percaya diri dan menjadi contoh yang buruk bagi teman-temannya.
Marilah kita hentikan kebiasaan mencontek dari sekarang, dimulai dari diri kita sendiri. Lebih baik dapat nilai bagus dari hasil belajar sendiri daripada dapat nilai jelek hasil mencontek. Iya kan?

sumber : http://blogfarhan.com/dampak-buruk-mencontek/

Cerita Isra Miraj

Pengertian / Definisi Isra dan Mi’raj

Isra Mi’raj adalah dua bagian dari perjalanan yang dilakukan oleh Muhammad dalam waktu satu malam saja. Kejadian ini merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam, karena pada peristiwa ini Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam mendapat perintah untuk menunaikan salat lima waktu sehari semalam.

Isra Mi’raj terjadi pada periode akhir kenabian di Makkah sebelum Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam hijrah ke Madinah. Menurut al-Maududi dan mayoritas ulama, Isra Mi’raj terjadi pada tahun pertama sebelum hijrah, yaitu antara tahun 620-621 M. Menurut al-Allamah al-Manshurfuri, Isra Mi’raj terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian, dan inilah yang populer.
Namun demikian, Syaikh Shafiyurrahman al-Mubarakfuri menolak pendapat tersebut dengan alasan karena Khadijah radhiyallahu anha meninggal pada bulan Ramadan tahun ke-10 kenabian, yaitu 2 bulan setelah bulan Rajab. Dan saat itu belum ada kewajiban salat lima waktu. Al-Mubarakfuri menyebutkan 6 pendapat tentang waktu kejadian Isra Mi’raj. Tetapi tidak ada satupun yang pasti. Dengan demikian, tidak diketahui secara persis kapan tanggal terjadinya Isra Mi’raj.
Peristiwa Isra Mi’raj terbagi dalam 2 peristiwa yang berbeda. Dalam Isra, Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam “diberangkatkan” oleh Allah SWT dari Masjidil Haram hingga Masjidil Aqsa. Lalu dalam Mi’raj Nabi Muhammad SAW dinaikkan ke langit sampai ke Sidratul Muntaha yang merupakan tempat tertinggi. Di sini Beliau mendapat perintah langsung dari Allah SWT untuk menunaikan salat lima waktu.


Bagi umat Islam, peristiwa tersebut merupakan peristiwa yang berharga, karena ketika inilah salat lima waktu diwajibkan, dan tidak ada Nabi lain yang mendapat perjalanan sampai ke Sidratul Muntaha seperti ini. Walaupun begitu, peristiwa ini juga dikatakan memuat berbagai macam hal yang membuat Rasullullah SAW sedih.


Sejarah / Kisah Perjalanan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW


Perjalanan dimulai Rasulullah mengendarai buraq bersama Jibril. Jibril berkata, “turunlah dan kerjakan shalat”.
Rasulullahpun turun. Jibril berkata, “dimanakah engkau sekarang ?”
“tidak tahu”, kata Rasul.
“Engkau berada di Madinah, disanalah engkau akan berhijrah “, kata Jibril.
Perjalanan dilanjutkan ke Syajar Musa (Masyan) tempat penghentian Nabi Musa ketika lari dari Mesir, kemudian kembali ke Tunisia tempat Nabi Musa menerima wahyu, lalu ke Baitullhmi (Betlehem) tempat kelahiran Nabi Isa AS, dan diteruskan ke Masjidil Aqsha di Yerussalem sebagai kiblat nabi-nabi terdahulu.

Jibril menurunkan Rasulullah dan menambatkan kendaraannya. Setelah rasul memasuki masjid ternyata telah menunggu Para nabi dan rasul. Rasul bertanya : “Siapakah mereka ?”
“Saudaramu para Nabi dan Rasul”.
Kemudian Jibril membimbing Rasul kesebuah batu besar, tiba-tiba Rasul melihat tangga yang sangat indah, pangkalnya di Maqdis dan ujungnya menyentuh langit. Kemudian Rasulullah bersama Jibril naik tangga itu menuju kelangit tujuh dan ke Sidratul Muntaha.

“Dan sesungguhnya nabi Muhammad telah melihatJibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, yaitu di Sidratul Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratull Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dariyang dilihatnya itu dan tidakpula melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar.” (QS. An-Najm : 13 – 18).

Selanjutnya Rasulullah melanjutkan perjalanan menghadap Allah tanpa ditemani Jibril Rasulullah membaca yang artinya : “Segala penghormatan adalah milikAllah, segala Rahmat dan kebaikan“.
Allah berfirman yang artinya: “Keselamatan bagimu wahai seorang nabi, Rahmat dan berkahnya“.
Rasul membaca lagi yang artinya: “Keselamatan semoga bagi kami dan hamba-hamba Allah yang sholeh. Rasulullah dan ummatnya menerima perintah ibadah shalat“.
Berfirman Allah SWT : “Hai Muhammad Aku mengambilmu sebagai kekasih sebagaimana Aku telah mengambil Ibrahim sebagai kesayanagan dan Akupun memberi firman kepadamu seperti firman kepada Musa Akupun menjadikan ummatmu sebagai umat yang terbaik yang pernah dikeluarkan pada manusia, dan Akupun menjadikan mereka sebagai umat wasath (adil dan pilihan), Maka ambillah apa yang aku berikan kepadamu dan jadilah engkau termasuk orang-orang yang bersyukur“.

“Kembalilah kepada umatmu dan sampaikanlah kepada mereka dari Ku”.
Kemudian Rasul turun ke Sidratul Muntaha.
Jibril berkata : “Allah telah memberikan kehormatan kepadamu dengan penghormatan yang tidak pernah diberikan kepada seorangpun dari makhluk Nya baik malaikat yang terdekat maupun nabi yang diutus. Dan Dia telah membuatmu sampai suatu kedudukan yang tak seorangpun dari penghuni langit maupun penghuni bumi dapat mencapainya. Berbahagialah engkau dengan penghormatan yang diberikan Allah kepadamu berupa kedudukan tinggi dan kemuliaan yang tiada bandingnya. Ambillah kedudukan tersebut dengan bersyukur kepadanya karena Allah Tuhan pemberi nikmat yang menyukai orang-orang yang bersyukur”.
Lalu Rasul memuji Allah atas semua itu.


Kemudian Jibril berkata : “Berangkatlah ke surga agar aku perlihatkan kepadamu apa yang menjadi milikmu disana sehingga engkau lebih zuhud disamping zuhudmu yang telah ada, dan sampai lah disurga dengan Allah SWT. Tidak ada sebuah tempat pun aku biarkan terlewatkan”. Rasul melihat gedung-gedung dari intan mutiara dan sejenisnya, Rasul juga melihat pohon-pohon dari emas. Rasul melihat disurga apa yang mata belum pernah melihat, telingan belum pernah mendengar dan tidak terlintas dihati manusia semuanya masih kosong dan disediakan hanya pemiliknya dari kekasih Allah ini yang dapat melihatnya. Semua itu membuat Rasul kagum untuk seperti inilah mestinya manusia beramal. Kemudian Rasul diperlihatkan neraka sehingga rasul dapat melihat belenggu-belenggu dan rantai-rantainya selanjutnya Rasulullah turun ke bumi dan kembali ke masjidil haram menjelang subuh.
Mandapat Mandat Shalat 5 waktu
Agaknya yang lebih wajar untuk dipertanyakan, bukannya bagaimana Isra’ Mi’raj, tetapi mengapa Isra’ Mi’raj terjadi ? Jawaban pertanyaan ini sebagaimana kita lihat pada ayat 78 surat al-lsra’, Mi’raj itu untuk menerima mandat melaksanakan shalat Lima waktu. Jadi, shalat inilah yang menjadi inti peristiwa Isra’Mi’raj tersebut.
Shalat merupakan media untuk mencapai kesalehan spiritual individual hubungannya dengan Allah. Shalat juga menjadi sarana untuk menjadi keseimbangan tatanan masyarakat yang egaliter, beradab, dan penuh kedamaian. Makanya tidak berlebihan apabila Alexis Carrel menyatakan : “Apabila pengabdian, sholat dan do’a yang tulus kepada Sang Maha pencipta disingkirkan dari tengah kehidupan bermasyarakat, hal itu berarti kita telah menandatangani kontrak bagi kehancuran masyarakat tersebut“. Perlu diketahui bahwa A. Carrel bukanlah orang yang memiliki latar belakang pendidikan agama, tetapi dia adalah seorang dokter dan pakar Humaniora yang telah dua kali menerima nobel atas hasil penelitiannya terhadap jantung burung gereja dan pencangkokannya. Tanpa pendapat Carrel pun, Al – Qur’an 15 abad yang lalu telah menyatakan bahwa shalat yang dilakukan dengan khusu’ akan bisa mencegah perbuatan keji dan mungkar, sehingga tercipta tatanan masyarakat yang harmonis, egaliter, dan beretika.

Hikmah Isra Mi’raj Nabi Besar Muhammad SAW

Perintah sholat dalam perjalanan isra dan mi’raj Nabi Muhammad SAW, kemudian menjadi ibadah wajib bagi setiap umat Islam dan memiliki keistimewaan tersendiri dibandingkan ibadah-ibadah wajib lainnya. Sehingga, dalam konteks spiritual-imaniah maupun perspektif rasional-ilmiah, Isra’ Mi’raj merupakan kajian yang tak kunjung kering inspirasi dan hikmahnya bagi kehidupan umat beragama (Islam).

Bersandar pada alasan inilah, Imam Al-Qusyairi yang lahir pada 376 Hijriyah, melalui buku yang berjudul asli ‘Kitab al-Mikraj’ ini, berupaya memberikan peta yang cukup komprehensif seputar kisah dan hikmah dari perjalanan agung Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW, beserta telaahnya. Dengan menggunakan sumber primer, berupa ayat-ayat Al-Quran dan hadist-hadits shahih, Imam al-Qusyairi dengan cukup gamblang menuturkan peristiwa fenomenal yang dialami Nabi itu dengan runtut.

Selain itu, buku ini juga mencoba mengajak pembaca untuk menyimak dengan begitu detail dan mendalam kisah sakral Rasulullah SAW, serta rahasia di balik peristiwa luar biasa ini, termasuk mengenai mengapa mikraj di malam hari? Mengapa harus menembus langit? Apakah Allah berada di atas? Mukjizatkah mikraj itu hingga tak bisa dialami orang lain? Ataukah ia semacam wisata ruhani Rasulullah yang patut kita teladani?

Bagaimana dengan mikraj para Nabi yang lain dan para wali? Bagaimana dengan mikraj kita sebagai muslim? Serta apa hikmahnya bagi kehidupan kita? Semua dibahas secara gamblang dalam buku ini.

Dalam pengertiannya, Isra’ Mi’raj merupakan perjalanan suci, dan bukan sekadar perjalanan “wisata” biasa bagi Rasul. Sehingga peristiwa ini menjadi perjalanan bersejarah yang akan menjadi titik balik dari kebangkitan dakwah Rasulullah SAW. John Renerd dalam buku ”In the Footsteps of Muhammad: Understanding the Islamic Experience,” seperti pernah dikutip Azyumardi Azra, mengatakan bahwa Isra Mi’raj adalah satu dari tiga perjalanan terpenting dalam sejarah hidup Rasulullah SAW, selain perjalanan hijrah dan Haji Wada. Isra Mi’raj, menurutnya, benar-benar merupakan perjalanan heroik dalam menempuh kesempurnaan dunia spiritual.

Jika perjalanan hijrah dari Mekah ke Madinah pada 662 M menjadi permulaan dari sejarah kaum Muslimin, atau perjalanan Haji Wada yang menandai penguasaan kaum Muslimin atas kota suci Mekah, maka Isra Mi’raj menjadi puncak perjalanan seorang hamba (al-abd) menuju sang pencipta (al-Khalik). Isra Mi’raj adalah perjalanan menuju kesempurnaan ruhani (insan kamil). Sehingga, perjalanan ini menurut para sufi, adalah perjalanan meninggalkan bumi yang rendah menuju langit yang tinggi.

Inilah perjalanan yang amat didambakan setiap pengamal tasawuf. Sedangkan menurut Dr Jalaluddin Rakhmat, salah satu momen penting dari peristiwa Isra Mi’raj yakni ketika Rasulullah SAW “berjumpa” dengan Allah SWT. Ketika itu, dengan penuh hormat Rasul berkata, “Attahiyatul mubaarakaatush shalawatuth thayyibatulillah”; “Segala penghormatan, kemuliaan, dan keagungan hanyalah milik Allah saja”. Allah SWT pun berfirman, “Assalamu’alaika ayyuhan nabiyu warahmatullahi wabarakaatuh”.

Mendengar percakapan ini, para malaikat serentak mengumandangkan dua kalimah syahadat. Maka, dari ungkapan bersejarah inilah kemudian bacaan ini diabadikan sebagai bagian dari bacaan shalat.

Selain itu, Seyyed Hossein Nasr dalam buku ‘Muhammad Kekasih Allah’ (1993) mengungkapkan bahwa pengalaman ruhani yang dialami Rasulullah SAW saat Mi’raj mencerminkan hakikat spiritual dari shalat yang di jalankan umat islam sehari-hari. Dalam artian bahwa shalat adalah mi’raj-nya orang-orang beriman. Sehingga jika kita tarik benang merahnya, ada beberapa urutan dalam perjalanan Rasulullah SAW ini.

Pertama, adanya penderitaan dalam perjuangan yang disikapi dengan kesabaran yang dalam. Kedua, kesabaran yang berbuah balasan dari Allah berupa perjalanan Isra Mi’raj dan perintah shalat. Dan ketiga, shalat menjadi senjata bagi Rasulullah SAW dan kaum Muslimin untuk bangkit dan merebut kemenangan. Ketiga hal diatas telah terangkum dengan sangat indah dalam salah satu ayat Al-Quran, yang berbunyi “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk. (Yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.”

Mengacu pada berbagai aspek diatas, buku setebal 178 halaman ini setidaknya sangat menarik, karena selain memberikan bingkai yang cukup lengkap tentang peristiwa Isra’ mikraj Nabi saw, tetapi juga memuat mi’rajnya beberapa Nabi yang lain serta beberapa wali. Kemudian kelebihan lain dalam buku ini adalah dipaparkan juga mengenai kisah Mikrajnya Abu Yazid al-Bisthami. Mikraj bagi ulama kenamaan ini merupakan rujukan bagi kondisi, kedudukan, dan perjalanan ruhaninya menuju Allah.

Ia menggambarkan rambu-rambu jalan menuju Allah, kejujuran dan ketulusan niat menempuh perjalanan spiritual, serta keharusan melepaskan diri dari segala sesuatu selain Allah. Maka, sampai pada satu kesimpulan, bahwa jika perjalanan hijrah menjadi permulaan dari sejarah kaum Muslimin, atau perjalanan Haji Wada yang menandai penguasaan kaum Muslimin atas kota suci Mekah, maka Isra Mi’raj menjadi “puncak” perjalanan seorang hamba menuju kesempurnaan ruhani.




Melihat foto di atas, mungkin banyak dari kita akan segera memilih foto sebelah kanan sebagai Masjid Al-Aqsa. Namun percayalah, foto sebelah kiri yang berupa masjid dengan kubah yang berwarna hijau itulah Masjid Al-Aqsa yang sebenarnya.

Dewasa ini, telah terjadi banyak kesalahpahaman diantara umat muslim tentang masjid Al-Aqsa yang sebenarnya. Banyak umat muslim maupun non-muslim yang mempublikasikan foto Masjid Al-Aqsa yang salah, tapi yang mengkuatirkan saat ini, kebanyakan umat muslim memajang foto Qubbatus Shakrah (Kubah Batu/ Dome of The Rock) dirumah maupun dikantor mereka dengan sebutan Masjid Al-Aqsa. Ini telah menjadi kesalahan umum di dunia muslim.

Namun tragedi sesungguhnya adalah bahwa kebanyakan generasi muda/ anak-anak muslim (sebagaimana juga muslim dewasa) diseluruh dunia, tidak dapat membedakan antara Masjid Al Aqsa dengan Qubbatus Shakrah (Kubah Batu).

Mengenal Kompleks Masjid Al-Aqsa

Al-Masjid El-Aqsa merupakan nama arab yang berarti Masjid terjauh. 10 tahun setelah Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama, beliau melakukan perjalanan malam dari Mekkah ke Baitul Maqdis (Jerusalem) dan kemudian menuju langit ketujuh untuk menerima perintah sholat 5 waktu dari Allah, peristiwa ini disebut Isra’ Miraj.

Sebelum turun perintah menjadikan Mekkah sebagai kiblat sholat umat muslim, selama 16 setengah bulan setelah Isra Miraj, Jerusalem dijadikan arah kiblat.


Ketika masih hidup, Nabi Muhammad SAW memerintahkan umat muslim untuk tak hanya mengunjungi Mekkah tapi juga Masjid Al-Aqsa yang berjarak sekitar 2000 kilometer sebelah utara Mekkah.

Masjid Al-Aqsa merupakan bangunan tertua kedua setelah Ka’bah di Mekkah, dan tempat suci dan tempat terpenting ketiga setelah Mekkah dan Madinah.

Luas kompleks Masjid Al-Aqsa sekitar 144.000 meter persegi, atau 1/6 dari seluruh area yang dikelilingi tembok kota tua Jerusalem yang berdiri saat ini. Dikenal juga sebagai Al Haram El Sharif atau oleh yahudi disebut Kuil Sulaiman. Kompleks Masjid Al-Aqsa dapat menampung sekitar 400.000 jemaah (Masjid Al-Aqsa menampung sekitar 5.000 jamaah, selebihnya sholat di kompleks yang ber-area terbuka).

Pembangunan kembali kompleks Masjid Al-Aqsa dimulai 6 tahun setelah Nabi wafat oleh Umar Bin Khattab. Beliau menginginkan untuk dibangun sebuah masjid di selatan Foundation Stone (membelakangi Foundation Stone, menghadap selatan/Mekkah). Pembangunan tersebut dilakukan oleh Khalifah Ummayah Abd Al Malik Ibn Marwan dan diselesaikan oleh anaknya Al Walid 68 tahun setelah Nabi wafat dengan diberi nama Masjid Al Aqsha.

Di pusat kompleks Kuil Sulaiman, terdapat Foundation Stone yaitu batu landasan yang dipercaya umat Yahudi sebagai tempat Yahweh menciptakan alam semesta dan tempat Abraham mengorbankan Isaac. Bagi umat Islam batu ini adalah tempat Nabi Muhammad menjejakkan kakinya untuk Mi’raj. Untuk melindungi batu ini, Khalifah Abd Al Malik Ibn Marwan membangun kubah dan masjid polygon, yang kemudian terkenal dengan nama Dome of The Rock (Kubah batu).


Kekeliruan antara Masjid Al-Aqsa dengan Dome of The Rock dan Agenda Israel menghapuskan Masjidil Aqsa


Masjidil Aqsa merupakan kiblat pertama bagi Umat Islam sebelum dipindahkan ke Ka’bah dengan perintah Allah SWT. Kini berada di dalam kawasan jajahan Yahudi. Dalam keadaan yang demikian, disinyalir pihak Yahudi telah mengambil kesempatan untuk mengelirukan pengetahuan Umat Islam dengan mengedarkan gambar Dome of The Rock sebagai Masjidil Aqsa.
Tujuan mereka hanyalah satu: untuk meruntuhkan Masjidil Aqsa yang sebenarnya dan mendirikan kembali haikal Sulaiman. Saat ini, hanya “Tembok sebelah Barat” yang tersisa dari bangunan kuil atau istana Sulaiman yang masih berdiri, dan pada saat yang bersamaan tempat ini dinamakan “Tembok Ratapan/Wailing Wall” oleh orang Yahudi. Apabila Umat Islam sendiri sudah keliru dan sulit untuk membedakan Masjidil Aqsa yang sebenarnya, maka semakin mudahlah tugas mereka untuk melaksanakan rencana tersebut, karena bila Masjid Al-Aqsa diruntuhkan, kebanyakan umat tidak akan menyadarinya.

Berikut disertakan terjemahan surat yang ditulis dan dikirimkan oleh Dr. Marwan kepada ketua pengarang harian “Al-Dastour” tentang kekeliruan umat dan hubungannya dengan rencana zionis.

  1. Terdapat beberapa kekeliruan antara Masjidil Aqsa dan The Dome of The Rock. Apabila disebut tentang Masjidil Aqsa di dalam media lokal maupun internasional, foto The Dome of The Rock-lah yang ditampilkan. Alasannya adalah untuk mengalihkan masyarakat umum yang merupakan siasat Israel. Tinjauan ini diperoleh saat saya tinggal di USA, dimana saya telah mengetahui bahwa Zionis di Amerika telah mencetak dan mengedarkan foto tersebut dan menjualnya kepada orang arab dan Muslim. Kadangkala dijual dengan harga yang murah bahkan kadang diberikan secara gratis agar Muslim dapat mengedarkannya dimana saja. Baik dirumah maupun kantor.

Hal ini meyakinkan saya bahwa Israel ingin menghapuskan gambaran Masjid Al-Aqsa dari ingatan umat Islam supaya mereka dapat memusnahkannya dan membangun kuil mereka tanpa ada publikasi. Bila ada yang membangkang atau memprotes, maka Israel akan menunjukkan foto The Dome of The Rock yang masih utuh berdiri, dan menyatakan bahwa mereka tidak berbuat apa-apa. Siasat yang sungguh pintar! Saya juga merasa amat terperanjat ketika bertanya kepada beberapa rakyat arab, Muslim, bahkan rakyat Palestina karena mendapati mereka sendiri tidak dapat membedakan antara kedua bangunan tersebut. Ini benar-benar membuatkan saya merasa kesal dan sedih karena hingga kini Israel telah berhasil dalam siasat mereka.

Dr. Marwan Saeed Saleh Abu Al-Rub Associate Professor,
Mathematics Zayed University Dubai
Demikianlah, dengan kondisi yang mengkuatirkan ini, kita sebagai muslim hendaklah turut membantu menyebarkan informasi yang benar kepada saudara kita dan dunia. Hal ini penting dilakukan untuk menghindari distorsi informasi lebih jauh yang akhirnya akan merugikan umat bila tidak disikapi dengan baik.

Wallahua’lam.

Contoh Kata Sambutan Ketua Panitia Isra Mi'raj


Berhubung ini bulan Isra Mi'raj, saya kasih contoh teks sambutan ketua pelaksan Isra Mi'raj

Assalamualaikum.Wr.Wb
Yang Terhormat…..
Moqoddimah…….

Hadirin yang berbahagia.
Kami sampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada para undangan dan hadirin sekalian yang dengan tulus ikhlas berhadir  acara Isra Mi’raj Nabi Besar Muhammad SAW 1434 H / 2013 M ini.
Selanjutnya kami ucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu terselenggaranya acara ini, terutama kepada dewan guru yang telah membantu baik berupa moril maupun materiil sehingga acara ini dapat terlaksana sebagaimana yang kita harapkan.
Juga tak lupa kepada segenap panitia yang telah tulus ikhlas mensukseskan acara ini, dan ucapan terimakasih juga kami sampaikan  kepada seluruh siswa(i) MAN Selat Tengah yang hadir saat ini yang telah sudi meringankan langkah,  meluangkan waktu untuk mencari ilmu dengan mendengarkan ceramah agama yang sebentar lagi akan disampaikan oleh Almukarram Guru H. Parhani.
Hadirin yang dirahmati Allah SWt.
Sebagai umat islam sudah sewajarnya kita mengenal lebih dekat junjungan kita nabi besar Muhammad SAW. Semua itu semata-mata untuk meningkatkan taqwa kita kepada Allah SWT, meneladani Akhlaqul Karimah Beliau yang menjadi suri tauladan terbaik hingga akhir zaman.
Atas nama ketua panitia peringatan isra miraj kami harap semoga pengetahuan agama kita khususnya masalah isra miraj  ini nantinya akan benar-benar dihayati oleh hadirin. Untuk selanjutnya dapat diamalkan  sesuai dengan tuntunan yang telah diajarkan oleh-Nya kepada kita semua sebagai umat-Nya.
Khusus kepada bapak penceramah, kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kesediaanya memberikan nasihat dan tambahan ilmu agama  kepada kami yang hadir saat ini, semoga amal ibadah bapak diterima oleh Allah dan dibalas dengan pahala yang berlipat ganda amin.
            Sebelum saya mengakhiri sambutan ini,  saya memohon ma’af seandainya dalam penyelenggaraan nanti terdapat kekurangan-kekurangan yang kurang berkenan dihati hadirin sekalian.
            Demikian sambutan dari saya, salah dan khilaf mohon ma’af,
wabillahi taufik wal hidayah wassalamu alaikum Wr. Wb.

Minggu, 19 Mei 2013

Memasyarakatkan Perpustakaan Mencerdaskan Masyarakat


Dinamika perkembangan zaman di era globlalisasi merupakan salah satu syarat mutlak terbentuknya masyarakat yang berperadaban. Dan juga di tengah-tengah krisis multi dimensi ini adalah sebuah problematika yang haus akan solusi-solusi yang representative. Apalagi ditengah kembang-kempisnya kondisi ekonomi rakyat yang berimplikasi pada stabilitas ekonomi Nasional di akhir-akhir ini.

Bagaimana kita mencari celah dalam membentuk manusia dan masyarakat yang cerdas dalam merespons kejadian-kejadian yang akan terjadi di lingkungan sekitar kita. Bagaimana kita mengaktualisasikan bangsa yang cerdas dengan membuka cakrawala dunia, dan apakah kita sudah siap menerima kemajuan dan perkembangan sains dan teknologi yang menjadi cermin sebuah bangsa. Banyak permasalahan klasik yang memunculkan berbagai pertanyaan sentral adalah bagaimana masyarakat dan perpustakaan itu harus didekati, dengan fokus utama mana, dari titik-tilik apa dan untuk apa.

Persetujuan tentang pertanyaan-pertanyaan ini tidak pernah mungkin, dan pertentangan tentang bagaimana memecahkannya berlangsung dengan intensitas tinggi meski kadang-kadang terselubung. Meskipun jarak antar opini tidak kecil, perbedaan pokok terletak antara mereka yang yakin bahwa pada tempatnyalah memakai simbol perpustakaan untuk menciptakan dan menunjang ideologi nasional dan mereka yang ingin melindungi keterbelakangan mereka dari tuntutan langsung nasionalisme dengan tujuan mengembangkan suatu studi dalam kebebasan ilmiah, mempertahankan standar ilmiah—membaca demi pemahaman mendalam akan persoalan sosial (for the sake of a general deepening of social understanding) ketimbang menempatkannya di bawah tujuan yang ditentukan secara politis dan ideologis.

Membaca adalah kemahiran menemukan, mengerti, dan menafsirkan informasi tertulis dalam prosa dan dalam dokumen. Sehingga program perpustakaan disusun untuk dijalanakan demi kemajuan pengetahuan masyarakat. Pola hidup masuarakat diarahkan kesuatu aktivitas membaca yang menunjang keberhasilan program mencerdaskan bangsa seutuhnya sebagaimana statement yang termaktub dalam pembukaan UUD ’45, yang nantinya memberikan kontribusi pada nusa dan bangsa. Bagi masyarakat dapat menyeleseksi perbuatan sendiri secara mandiri dan kata-kata atau kalimat yang dapat menunjang tercapainya tujuan tersebut.

Dengan demikian untuk menunjang hal tersebut sarana dan fasilitas atau media (perpustakaan) merupakan “perantara untuk menjabarkan isi program mencerdaskan masyarakat agar lebih mudah dipahami oleh masyarakat”. Sarana ini dibuat bertujuan agar masyarakat dapat belajar dengan baik. Hal ini akan banyak mempengaruhi hasil pelaksanaan program yang telah direncanakan/diterakan.

Senada dengan hal tersebut bagaimana kita membangun sebuah minat; artinya kecenderungan jiwa kepada sesuatu, karena kita merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu, pada umumnya disertai dengan perasaan senamg akan sesuatu itu. Minat dalam kehidupan sehari-hari merupakan hal yang peling penting pada diri manusia. Manusia yang mau melakukan aktivitas itu. Karena tanpa adanya minat manusia tidak akan dapat menyelesaikan suatu perbuatan dengan baik. Lebih lanjut minat yang tinggi tidaklah sulit untuk meraih suatu keberhasilan dalam suatu aktivitas, termasuk didalamnya meraih pengetahuan tidaklah sulit.

Dalam aspek yang lain, minat baca yang kurang atau lemah akan mengakibatkan sulitnya seseorang untuk berkonsentrasi dalam memahami suatu kejadian yang ada, lebih dalam lagi orang malas membaca dan akhirnya akan acuh tak acuh terhadap eksistensi mereka dalam mewarnai hidup dan kehidupannya. Dengan minat yang tinggi dalam membaca, sudah barang tentu mereka di dalam menghadapi tanta ngan maupun rintangan dalam kehidupan dengan sabar dan tabah, karena sudah mampu memahami realitas yang ada. Betapa penting fungsinya minat membaca, maka dari itu perlu sekali untuk meningkatkan minat membaca, karena minat yang terdapat dalam kegiatan untuk kepentingan diri sendiri lebih dari suatu untuk mencapai sebuah harapan yang diinginkan.

Kalau hal semacam ini terjadi pada manusia dan masyarakat, maka akan mudah memusatkan perhatiannya pada masyarakat yang suka belajar (pembelajar), dan pada hakekatnya belajar adalah untuk kepentingan pribadi, oleh karena itu perlu sekali untuk meningkatkan minat yang telah ada pada diri seseorang, sehingga minat tidak tetap dan akan selalu meningkat atau berkembang sesuai dengan perkembangannya. Oleh karena itu minat di dalam membaca adalah penting dibangkitkan dan dikembangkan, sebagaimana yang diisyaratkan Al-Qur’an bahwa manusia dituntut untuk membaca (Iqra’: bacalah!) yang bersifat absolut atau manusia dituntut untuk belajar.

Secara yuridis, tujuan belajar ini didasarkan pada Unadang-Uunadang Sstem Pendidikan Nasional Tahun 2003 pada Bab II pasal 3 yang menyebutkan bahwa: “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta dagar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”
Dengan demikian diharapkan proses pendidikan Nasional dapat berjalan dan indikator hasil pendidikan dapat tercapai, maka sebagai salah satu alternatifnya adalah menciptakan media pembelajaran (perpustakaan), khususnya bagi masyarakat secara umum. Karena hal tersebut merupakan sarana pendukung dalam proses mencerdaskan masyarakat yang plural.

Dengan adanya media pembelajaran (perpustakaan) akan memudahkan masyarakat untuk memahami fenomena yang ada. Karena; bagi masyarakat, ketika menemui fenomena yang bersifat verbal terkadang menyulitkan masyarakat untuk memahami segala sesuatu yang ada. Adapun tujuan dan fungsi dari media (perpustakaan) tersebut antara lain; pertama untuk memperluas penyajian pesan, yang berfungsi untuk mengatasai verbalisme, konsep-konsep abstrak bisa menjadi konkrit. Kedua untuk memungkinkan adanya interaksi langsung antara masyarakat dan lingkungan. Ketiga untuk menumbuhkan minat dan motivasi belajar masyarakat dengan membaca. Dan keempat untuk memungkinkan masyarakat belajar sendiri sesuai dengan kemampuannya.

Setiap pembaharuan atau inovasi membawa sejumlah kesulitan dan masalah yang harus dipertimbangkan. Masalah itu antara lain berhubungan dengan waktu, sumber, ruangan, dan personalia. Tiap pembaharuan memerlukan waktu yang cukup agar dapat diterima dan dilaksanakan secara menyeluruh. Sering suatu pembaharuan tidak diberi waktu yang cukup dan sudah ditukar dengan yang lain sebelum dievaluasi setelah waktu yang cukup lama.

Pada manusia secara umum; kecerdasan masyarakat tidak hanya menyangkut aktifitas saja, tetapi terutama sekali menyangkut kegiatan otak, yaitu berfikir. Sehingga ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi intensitas membaca, yaitu pertama waktu luangnya masyarakat; kedua pengetahuan masyarakat secara menyeluruh; ketiga transfer; artinya pengetahuan kita mengenai hal-hal yang pernah kita ketahui sebelumnya, kadang-kadang mempengaruhi proses dan hasil yang sedang kita lakukan sekarang.

Jadi harus diadakan diagnosis tentang keadaan yang ada dengan berbagai cara seperti revitalisasi perpustakaan daerah, wawancara, pertanyaan, observasi, sosiogram, test-test, dan bahkan pengadaan perpustakaan desa untuk mengetahui suasana lembaga pendidikan itu. Salah satu prinsip yang harus diperhatikan dalam segala pembaharuan ialah keterlibatan semua pihak yang bersangkutan. Harus dirasakan pentingnya pembaharuan (revolusi sistemik) itu. Semua pihak harus turut serta dalam mengambil keputusan-keputusan tertentu demi terwujudnya memasyarakatkan perpustakaan dan mencerdaskan masyarakat.

Penulis: Agus Minan
Desa Trimulyo RT. 03 RW. 04 Kec. Kayen Kab. Pati Kode Pos 59171
MI Miftahul Ulum Trimulyo

Sumber: http://www.pemustaka.com/memasyarakatkan-perpustakaan-mencerdaskan-masyarakat.html

Kamis, 16 Mei 2013

Que Sera Sera - Lirik Doris Day



When I was just a little girlI asked my mother what will I beWill I be prettyWill I be richHere's what she said to me
Que sera seraWhatever will be will beThe future's not ours to seeQue sera sera
When I was just a child in schoolI asked my teacher what should I tryShould I paint picturesShould I sing songsThis was her wise reply
Que sera seraWhatever will be will beThe future's not ours to seeQue sera sera
When I grew up and fell in loveI asked my sweetheart what lies aheadWill there be rainbows day after dayHere's what my sweetheart said
Que sera seraWhatever will be will beThe future's not ours to seeQue sera sera
Que sera seraWhatever will be will beThe future's not ours to seeQue sera sera
What will be, will beQue sera sera...