KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Kamera & Lensa”. Penyusunan makalah
ini diperuntukan untuk melengkapi tugas
mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Penyusunan
makalah ini tidak lepas dari bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu kami ingin mengucapkan terima kasih kepada :
- Bapak
Asbihannor, S.Kom selaku Guru mata pelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi.
- Orang
tua penyusun
makalah yang senantiasa mendoakan penulis dan
memberikan motivasi dalam menyusun makalah ini hingga akhir.
- Rekan-rekan
di MAN Selat
Tengah Kuala Kapuas terutama kelas XII IPA 2 dan teman-teman
satu kelompok atas kerjasamanya dalam menyusun makalah ini.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan
kemampuan, pengetahuan dan pengalaman. Oleh karena itu, selaku tim penyusun memohon maaf
apabila dalam penulisan dan pengerjaan makalah ini terdapat kesalahan atau
ketidaksempurnaan. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun sebagai
bahan perbaikan di masa yang akan datang dansemoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak dikemudian hari. Aamiin.
Penyusun
: Kelompok 6
6.
Purnama, email :
Kuala Kapuas, 9 Desember 2013
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………………… i
DAFTAR
ISI…………………………………………………………………….……….. ii
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang……………………………………………………………………. 1
PEMBAHASAN
1.
KAMERA………………………………………………………………………… 2
A.
Pengertian Kamera………………………………………………………….… 2
B.
Sejarah Kamera………………………………………………………………. 2
C.
Macam-macam Kamera……………………………………………………… 5
2.
LENSA…………………………………………………………………………... 9
A.
Pengertian Lensa……………………………………………………………… 9
B.
Macam-macam Lensa………………………………………………………… 10
PENUTUP
A.
Kesimpulan………………………………………………………………………. 17
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kamera merupakan salah satu penemuan
penting yang dicapai umat manusia. Lewat jepretan dan bidikan kamera, manusia
bisa merekam dan mengabadikan beragam bentuk gambar mulai dari sel manusia
hingga galaksi di luar angkasa. Jauh sebelum masyarakat Barat menemukannya,
prinsip-prinsip dasar pembuatan kamera telah dicetuskan seorang sarjana Muslim
sekitar 1.000 tahun silam. Peletak prinsip kerja kamera itu adalah seorang
saintis legendaris Muslim bernama Ibnu al-Haitham. Pada akhir abad ke-10 M,
al-Haitham berhasil menemukan sebuah kamera obscura. Itulah salah satu karya
al-Haitham yang paling menumental. Penemuan yang sangat inspiratif itu berhasil
dilakukan al-Haithan bersama Kamaluddin al-Farisi. Keduanya berhasil meneliti
dan merekam fenomena kamera obscura. Penemuan itu berawal ketika keduanya
mempelajari gerhana matahari. Untuk mempelajari fenomena gerhana, Al-Haitham
membuat lubang kecil pada dinding yang memungkinkan citra matahari semi nyata
diproyeksikan melalui permukaan datar.
Berabad – abad yang lalu orang telah
mengetahui bahwa kalau cahaya lurus dari sebuah lobang kecil kedalam sebuah
ruangan yang gelap maka pada dinding dihadapannya kelihatan bayangan dari apa
yang ada dimuka lubang itu. Hanya dalam keadaan terbalik, yang di atas
ke bawah dan sebaliknya. Ruangan seperti itu disebut “ Kamera Obscura “
yang artinya tidak lain dari pada kamar gelap. Dari perkataan kamera obcura
itulah lahir perkataan kamera, nama yang diberikan untuk alat
pemotret. Inilah yang mula – mula disebut Kamera Obscura ( kamera = kamar,
Obscura = gelap ), yaitu sebuah ruangan yang gelap dengan lubang kecil pada
salah satu dindingnya. Kajian ilmu optik berupa kamera obscura itulah yang
mendasari kinerja kamera yang saat ini digunakan umat manusia. Oleh kamus
Webster, fenomena ini secara harfiah diartikan sebagai “ruang gelap”. Biasanya
bentuknya berupa kertas kardus dengan lubang kecil untuk masuknya cahaya. Teori
yang dipecahkan Al-Haitham itu telah mengilhami penemuan film yang kemudiannya
disambung-sambung dan dimainkan kepada para penonton.
Jika kita perhatikan perkembangan kamera
di masa kini, sungguh sangat luar biasa pertumbuhannya. Hampir di setiap
manusia berada, tidak lepas dari keberadaan kamera. Dapat dikatakan bahwa
kamera kini telah menjadi kebutuhan pokok. Bagaimana tidak, hampir di setiap
handphone yang dimiliki sebagian besar masyarakat ada fasilitas kameranya.
Dalam makalah ini kita akan mengulas tentang kamera mulai dari sejarah
ditemukannya kamera hingga berbagai jenis perkembangan kamera saat ini.
PEMBAHASAN
1.
KAMERA
A.
Pengertian Kamera
Kamera adalah alat paling populer
dalam aktivitas fotografi.
Nama ini didapat dari camera obscura, bahasa Latin untuk "ruang
gelap", mekanisme awal untuk memproyeksikan tampilan di mana suatu ruangan
berfungsi seperti cara kerja kamera fotografis yang modern, kecuali tidak ada
cara pada waktu itu untuk mencatat tampilan gambarnya selain secara manual
mengikuti jejaknya. Dalam dunia fotografi,
kamera merupakan suatu peranti untuk membentuk dan merekam suatu bayangan
potret pada lembaran film.
Pada kamera televisi,
sistem lensa membentuk
gambar pada sebuah lempeng yang pekacahaya.
Lempeng ini akan memancarkan elektron ke
lempeng sasaran bila terkena cahaya. Selanjutnya, pancaran elektron itu
diperlakukan secaraelektronik.
Dikenal banyak jenis kamera potret.
B.
Sejarah Kamera
Ø Sejarah Kamera Sederhana
Kamera merupakan alat yang berfungsi dan
mampu untuk menangkap dan mengabadikan gambar/image. Kamera pertama kali
disebut sebagai camera obscura, yang berasal dari bahasa latin yang
berarti ruang gelap. Camera obscura merupakan sebuah alat yang terdiri
dari ruang gelap atau kotak, yang dapat memantulkan cahaya melalui penggunaan
dua buah lensa konveks, kemudian menempatkan gambar objek eksternal tersebut
pada sebuah kertas/film, film tersebut diletakkan pada pusat fokus dari lensa
tersebut. Camera obscura yang pertama kalinya ditemukan oleh seorang ilmuwan
Muslim yang bernama Alhazen, hal tersebut terdapat seperti yang
dijelaskan pada bukunya yang berjudul Books of Optics (1015-1021).
Kamera
Obscura
Sementara di tahun 1660-an ilmuwan asal
Inggris Robert Boyle dan asistennya Robert
Hooke menemukan portable camera obscura. Namun kamera pertama yang cukup
praktis dan cukup kecil untuk dapat digunakan dalam bidang fotografi ditemukan
pertama kali oleh Johann Zahn, penemuan tersebut terjadi pada tahun 1685.
Kamera fotografi pada awalnya banyak yang menerapkan prinsip model Zahn,
dimana selalu menggunakan slide tambahan yang digunakan untuk memfokuskan
objek. Sistem tersebut adalah dengan memberikan tambahan sebuah plat sensitif
di depan lensa kamera tersebut setiap sebelum melakukan pengambilan gambar.
Portable
Camera Obscura
Kamera terus berlanjut, Jacques
Daguerre merupakan salah satu dari orang-orang yang berperan dalam
perkembangan teknologi kamera, dan sekaligus memberikan jasa pada perkembangan
dunia fotogarfi kita. Daguerre dilahirkan tahun 1787 di
kotaCormeilles di Perancis Utara. Pada waktu muda, Jacques
Daguerre adalah seorang seniman. Pada umur
30-an Daguerre merancang diograma, yang dimaksud dengan diograma
adalah barisan lukisan pemandangan yang mempesona bagusnya, dipertunjukkan
dengan bantuan efek cahaya. SementaraDaguerre mengerjakan pekerjaannya
tersebut, Daguerre menjadi tertarik dengan pengembangan suatu
mekanisme untuk secara otomatis melukiskan kembali pemandangan yang ada di
dunia tanpa menggunakan kuas atau cat, yaitu tidak lain adalah KAMERA.
Di tahun 1827 Daguerre bertemu
dengan Joseph Nicephore Niepce yang juga sedang
mencoba menciptakan kamera. Dua tahun kemudian mereka bekerjasama.
Namun di tahun 1833 Niepce meninggal, akan tetapi Daguerre tetap melanjutkan
percobaannya. Menjelang tahun 1837 ia berhasil mengembangkan sebuah sistem
praktis fotografi yang disebutnya daguerreotype. Tahun 1839 Daguerre
memberitahu publik secara terbuka tanpa mempatenkannya. Sebagai imbalan,
pemerintah Perancis menghadiahkan pensiun seumur hidup kepada Daguerre maupun
anak Niepce. Pengumuman penemuan Daguerre menimbulkan kegemparan penduduk pada
saat itu dan ia menjadi seorang pahlawan yang ditaburi berbagai macam
penghormatan serta penghargaan, sementara metode daguerreotype dengan
cepat berkembang dan banyak digunakan oleh khalayak. Daguerre sendiri segera
pensiun. Dia meninggal tahun 1851 di kota asalnya dekat Paris.
Seiring dengan berjalannya waktu,
perkembangan teknologi kamera semakin hari berkembang semakin pesat. Fungsi dan
kebutuhan penggunaanya pun semakin luas dirasakan oleh berbagai pihak. Kamera
tidak hanya digunakan sekedar untuk menangkap objek yang berfungsi sebagai
kenang-kenangan semata, tetapi juga digunakan untuk menangkap objek yang sedang
bergerak. Sebut saja perkembangannya kemudian seperti kamera video, kamera
mikro, kamera sensor dan lain sebagainya. Perkembangannya pun telah meliputi
berbagai bidang, seperti pada bidang sinematografi, pendidikan, kedokteran, dan
bahkan sampai pada bidang sistem pertahanan dan keamanan pun tidak terlepas
dari penggunaan teknologi kamera ini.
Ø Sejarah Kamera Digital
Fotografi digital merupakan salah satu
inovasi terbaik dalam dunia fotografi. Kehadirannya telah mengubah paradigma
masyarakat yang menganggap bahwa fotografi adalah suatu bidang yang mahal dan
sulit untuk dikuasai. Fotografi digital benar-benar bisa memberikan kepraktisan
dan kemudahan bagi setiap orang untuk membuat sebuah foto yang baik. Dengan
perkembangan teknologi yang pesat, dan beragam fitur untuk membuat foto yang
bagus, muncul sebuah ungkapan bahwa setiap orang bisa menjadi fotografer
profesional.
Bila ditelusuri dari sejarahnya, maka
kita akan kembali ke tahun 1960-an. Di mana dunia sedang mengalami revolusi
besar-besaran di bidang teknologi digital dan elektronik. Eugene F. Lally,
seorang teknisi dari Jet Propulsion
Laboratory NASA adalah orang
pertama yang mencetuskan ide untuk mendigitalisasi sebuah foto. Saat itu
tujuannya adalah untuk mempermudah pengiriman foto secara langsung dari
misi-misi luar angkasa Amerika Serikat.
Pada tahun 1970an, dunia jurnalistik
turut mempengaruhi kemunculan kamera digital. Saat itu, terdapat sebuah
tuntutan untuk menghadirkan foto dari suatu peristiwa yang terjadi, secepat
mungkin. Maka digunakanlah media pemindai foto (scanner). Sebuah foto
dipindai menjadi data elektronik, kemudian dikirimkan melalui jalur telepon.
Akan tetapi, cara ini juga masih dianggap merepotkan, karena terjadi penurunan
kualitas gambar yang cukup signifikan dan proses pengiriman foto pun masih
memerlukan waktu yang relatif lama. Untuk menjawab persoalan ini,
diperlukan suatu kamera yang bisa secara langsung menciptakan foto yang berupa
data elektronik. barulah pada bulan Desember tahun 1975, seorang teknisi dari
perusahaan Kodak yang bernama Steven Sasson,
menjadi orang pertama yang menemukan Kamera Digital.
Kamera yang dibuatnya, menggunakan
sensor CCD sebagai media penerimaan gambar dan hanya mampu menghasilkan foto
hitam putih dengan resolusi sebesar 0,01 megapixel (320 x 240 pixel). Media
penyimpanannya adalah sebuah kaset tape, sedangkan untuk melihat hasil
gambar, kamera ini harus disambungkan terlebih dahulu dengan sebuah televisi.
Kamera ini mempunyai bobot seberat 3,6 kg dan membutuhkan waktu tak kurang dari
23 detik untuk memproses satu buah foto.
Kamera
Digital Pertama
Walaupun kamera digital model pertama
ini masih belum praktis dan belum sepenuhnya menjawab persoalan-persoalan yang
terjadi, tapi alat ini telah menjadi awal mula dari kemudahan dan kepraktisan
teknologi fotografi digital yang kita nikmati sekarang ini. Setelah penemuan
dari kamera digital model pertama, kamera-kamera digital selanjutnya terus
bermunculan dengan perbaikan-perbaikan dari model sebelumnya, dengan berbagai
fitur serta kemampuan yang baru.
Ada bebrapa sensor yang digunakan dalam
kamera digital. Namun pada kenyataannya, hanya ada dua jenis sensor yang sering
digunakan yaitu sensor CCD(charge coupled device) dan CMOS( Complementary
metal oxide semicondictor). Sensor CCD merupakan keping silikon yang terbentuk
dari ribuan(bahkan jutaan) dioda foto sensitif yang disebutphotosite,photo
element,atau pixel. Setiap pixel menangkap satu titik objek, kemudian
merangkainya dengan hasil tangkapan pixel lain hingga menjadi gambar. Sedangkan
CMOS adalah sirkuit kecil yang ditempelkan pada keping silikon. Sirkuit ini
bisa mengatasi kekurangan pada sensor CCD dalam hal ukuran karena lebih kecil.
Dari segi teknologi dan harga pun CMOS bisa memberi harapan yang baik.
Kamera bersensor CMOS memberi
keuntungan-keuntungan yang tidak didapat pada kamera bersensor CCD. Sensor CMOS
bisa digabungkan dengan rangkaiaan lain untuk keperluan tertentu sehingga
harganya bisa ditekan. Bentuk kamera pun dimungkinkan lebih kecil dan ringan.
Kelebihan lainnya adalah sensor CMOS bisa berubah dari mode pemindaiaan gambar
menjadi mode pemindai gambar bergerak. Ini menjadikan kamera digital bisa
sekaligus menjadi sarana untuk merekam video sekaligus. Sensor CMOS juga
mempunyai daya tahan lebih lama daripada sensor CCD
Terlepas dari segala kelebihannya
dibandingkan dengan kamera bersensor CCD, kamera bersensor CMOS juga memiliki
kekurangan. Bahkan secara keseluruhan, kamera bersensor CCD jauh lebih baik
dibandingkan dengan kamera bersensor CMOS. Hal ini dikarenakan kualitas gambar
yang dihasilkan kamera bersensor CCD lebih baik daripada kualitas gambar yang
dihasilkan kamera bersensor CMOS. Noise yang dihasilkan juga tidak sebanyak
kamera bersensor CMOS.
C.
Macam-macam Kamera
1. Berdasarkan mekanisme kerja :
·
Kamera
single lens reflex
Kamera ini memiliki cermin datar dengan
singkap 45 derajat di
belakang lensa, sehingga apa yang terlihat oleh pemotret dalam jendela pandang
adalah juga apa yang akan di tangkap pada film. Umumnya kamera ini digunakan
setinggi pinggang ketika dipotretkan.
·
Kamera
instan
Istilah instan adalah dimilikinya
mekanisme automatik pada kamera, sehingga berdasar pengukur cahaya
(lightmeter atau fotometer), lebar diafragma dan kecepatan pemetik
potret secara otomatis telah diatur.
2. Berdasarkan teknologi viewfinder
Viewfinder memainkan peranan
penting dalam penyusunan komposisi fotografi. Fotografer ahli biasanya akan
lebih memilih viewfinder dengan kualitas baik dan mampu memberikan gambaran
tepat seperti apa yang akan tercetak.
·
Kamera
saku
Jenis yang paling populer digunakan
masyarakat umum. Lensa utama tak bisa diganti,umumnya otomatis atau memerlukan
sedikit penyetelan. Cahaya yang melewati lensa langsung membakar medium.
Kelemahan film ini adalah gambar yang ditangkap oleh mata akan berbeda dengan
yang akan dihasilkan film, karena ada perbedaan sudut pandang jendela bidik (viewfinder)
dengan lensa.
·
Kamera
TLR
Kelemahan kamera poket diperbaiki oleh
kamera TLR. Jendela bidik diberikan lensa yang identik dengan lensa di
bawahnya. Namun tetap ada kesalahan paralaks yang
ditimbulkan sebab sudut dan posisi kedua lensa tidak sama.
3. Berdasarkan jenis kamera
dari masa ke masa :
·
Kamera
Format Besar
Disebut kemera format besar karena
ukuran dari kamera ini memang besar. Ukurannya kira-kira setara dengan kamera
pada masa Leonardo da Vinci yaitu sebesar televisi atau radio. Kamera ini
menggunakan film dalam ukuran besar dan berupa lembaran bukan dalam bentuk
gulungan. Karena ukurannya yang amat besar ini, kamera ini digunakan hanya
untuk membidik objek yang tidak banyak bergerak. Kaca pembidik terletak di
belakang kamera. Fungsinya adalah untuk melihat objek dan tempat untuk
meletakan film saat memotret. Hasil foto dari kamera format besar sangat bagus dan
tajam. Ukurannya foto yang dihasilkan bisa dibesarkan hingga seukuran papan
reklame tanpa mengurangi kualitas dan mutu gambar. Jenis kamera ini sering juga
disebut view camera.
Beberapa dasawarsa pada awal fotografi,
pembesaran foto sulit dilakukan dan mahal. Hasilnya pun terkadang tidak
memuaskan, hasilnya hanya gambaran yang serba kabur. Banyak pemotret yang
menggunakan kamera besar. Dan selalu saja kamera yang lebih besar dibuat bila
ada permintaan untuk membuat foto yang semakin besar. Salah satu kamera yang
amat besar adalah yang dibuat oleh C. Thurston Thompson, seorang fotografer
Inggris pada tahun 1858. Spesialisasi Thompson adalah membuat foto reproduksi
karya seni. Kamera Thompson panjangnya sekitar 3,6 meter untuk membuat foto
sebesar 91 cm persegi. Namun kamera terbesar dibuat di Amerika Serikat sekitar
tahun 1900 dan dinamakan "the Mammoth". Kamera ini dirancang untuk
para pejabat perusahaan kereta api "Chicago and Alton Railroad
Company" yang bermaksud membuat satu foto yang sempurna dari kereta api
mewah mereka yang baru. Setelah tugas itu selesai, nasib kamera Mammoth mirip
makhluk prasejarah yang namanya digunakan. Kamera itu lenyap tak pernah dibuat
lagi, korban dari kebesaran ukurannya yang membuatnya serba kaku untuk
dipindah-pindah.
·
Kamera
Format Sedang
Kamera jenis ini merupakan perkembangan
dari kamera format besar. Perubahan yang paling menonjol jika dibandingkan
dengan kamera sebelumnya adalah pada bentuknya yang lebih kecil. Hal ini
menyebabkan semakin mudahnya kamera dibawa kemana-mana. Film yang digunakan
juga berukuran lebih kecil. Selain itu film juga tidak dalam bentuk lembaran
lagi, namun sudah dalam bentuk roll atau gulungan. Tempat bidikan juga
mengalami perubahan yaitu diletakan di atas kamera. Film yang sebelunya dijadikan
satu dengan tempat bidikan tetap ditempatkan sendiri di belakang kamera.
Terdapat perubahan pula dari segi cermin refleksi. Jika kamera sebelumnya masih
belum ada, pada kamera jenis ini sudah ada. Proyeksi lensa tidak terbalik
melainkan terlihat apa adanya seperti mata melihat langsung.
·
Kamera
format kecil (SLR-35mm)
Kamera ini merupakan perkembangan
selanjutnya dari kamera-kamera sebelumnya. Bentuk dari kamera ini lebih kecil
dan film yang digunakan berformat film bioskop 35mm. Kamera ini dibuat dengan
menggunakan sistem pencari ketajaman range finder, yaitu menggabungkan dua
proyeksi lensa dari objek yang diabadikan. Oleh karena itu kamera ini disebut
kamera range finder. Untuk memudahkan mencari ketajaman, dibuat
penta prisma di bagian atas kamera. Penta prisma sendiri adalah lima cermin
berbentuk prisma yang berfungsi merefleksikan kembali mirror ke kaca
pembidik. Kamera SLR-35mm adalah kamera yang banyak digunakan baik untuk
pemotretan dalam maupun luar studio. Pada masa sekarangpun format kamera ini masih
digunakan di beberapa kamera digital
·
Kamera
istimewa
Melihat namanya yang memakai istilah
istimewa, kamera ini memang memiliki keistimiwaan cara kerja yang berbeda
dengan kamera lainnya. Kamera ini tidak mengunakan tombol kecepatan dan
diafragma. Para fotografer tinggal mengklik tombol kamera dan foto akan jadi.
Kamera ini juga tidak mempunyai fokus karena sudah dirancang sedemikian rupa
untuk mengatur fokus di berbagai jarak. Hasilnya adalah gambar yang tajam
kecuali pada jarak kurang dari satu meter. Beberapa contoh dari kamera jenis
ini adalah kamera saku, kamera bawah air, kamera langsung jadi, kamera
kedokteran dan sebagainya.
·
Kamera
Polaroid
Kamera jenis ini memakai lembaran
polaroid yang langsung memberikan gambar positif sehingga pemotret tidak perlu
melakukan proses cuci cetak film.
Kamera
Polaroid
·
Kamera
Saku
Jenis yang paling populer digunakan
masyarakat umum. Lensa utama tak bisa diganti,umumnya otomatis atau memerlukan
sedikit penyetelan Cahaya yang melewati lensa langsung membakar medium.
Kelemahan film ini adalah gambar yang ditangkap oleh mata akan berbeda dengan
yang akan dihasilkan film, karena ada perbedaan sudut pandang jendela pembidik
(viewfinder) dengan lensa.
Kamera
Saku
·
Kamera
Advance Photo System
Ciri utama dari kamera ini adalah film
yang digunakan sama dengan film kamera 35 mm. Perbedaan yang ada hanya pada ukuran
film ynag lebih kecil, begutu pula dengan bentuk kameranya. Hasil kamera
advance photo system(APS) berbeda dengan hasil foto kamera 35 mm. Jika kamera
35 mm berupa negatif dan untuk memperoleh hasil positifnya harus dicetak maka
hasil foto kamera APS hanya positif saja. Tetapi hasil foto itu tidak ditaruh
dalam bingkai-bingkai kecil seperti halnya film positif(slide) kamera 35 mm,
melainkan digulung kembali dalam wadahnya. Hasil foto kamera APS ini terbilang
sangat bagus karena film terlindungi dalam kaset. Namun kekurangannya adalah
biaya yang harus dikeluarkan untuk kamera dan film relatif mahal.
·
Kamera Digital
Kamera ini adalah perkembangan jenis
kamera paling mutakhir dan masih digunakan sebagai ujung tombak dalam hal
fotografi. Keutamaan dari kamera ini adalah adanya memory penyimpanan dalam
bentuk digital yang terbuat dari unsur kimia. Data digital mudah dipindahkan
dan bisa memuat banyak foto. Cara kerja kamera ini ada pada CCD yang menyerap
cahaya dari objek yang dibidik. Disini cahaya diubah menjadi titik-titik yang
jumlahnya mencapai ribuan, bahkan jutaan. Titik itu kemudian membentuk suatu
foto. Jika titik yang didapat banyak dan rapat, maka gambar akan bagus dan
padat, begitu juga sebalinya. Jumlah titik ini ditentukan oleh resolusi kamera.
Kamera jenis ini merupakan kamera yang
dapat bekerja tanpa menggunakan film. Si pemotret dapat dengan mudah menangkap
suatu objek tanpa harus susah-susah membidiknya melalui jendela pandang karena
kamera digital sebagian besar memang tidak memilikinya. Sebagai gantinya,
kamera digital menggunakan sebuah layar LCD yang
terpasang di belakang kamera. Lebar layar LCD pada setiap kamera digital
berbeda-beda.
Sebagai media penyimpanan, kamera
digital menggunakan internal memory ataupun external
memory yang menggunakan memory card.
2. LENSA
A. Pengertian Lensa
Lensa merupakan alat vital dari kamera yang
berfungsi memfokuskan cahaya hingga mampu membakar medium penangkap. Terdiri
atas beberapa lensa yang berjauhan yang bisa diatur sehingga menghasilkan
ukuran tangkapan gambar dan variasi fokus yang berbeda.
Di bagian luar lensa fotografi biasanya
ditempatkan tiga cincin pengatur, yaitu cincin panjang fokus (untuk lensa jenis
variabel), cincin diafragma, dan cincin fokus.
Focus => Adalah bagian yang
mengatur jarak ketajaman lensa terhadap gambar.
Diafragma => berfungsi seperti
pupil dalam mata. Diafragma berguna untuk mengatur cahaya yang akan masuk ke
dalam kamera. Jika cahaya terang, maka diafragma akan menyempit. Jika cahaya
redup, maka diafragma melebar. Cahaya yang masuk ke dalam kamera membentuk
gambar pada film. Bayangan benda yang terbentuk harus jatuh pada film dalam
kamera tersebut.
Dan definisi secara umum dari lensa itu
ialah alat untuk melengkapi untuk mengambil sebuah gambar dan alat paling vital
pada kamera. Tanpa lensa kamera tidak akan menangkap dan merekam gambar. Dalam
fotografi, lensa berfungsi untuk memfokuskan cahaya dan mengantarkannya ke
dalam badan kamera. Di bagian luar lensa biasanya terdapat tiga cincin panjang
focus (untuk lensa jenis variabel), cincin diafragma dan cincin focus.
Pada permukaan lensa juga di lengkapi
sebuah lapisan yang dibuat dari uap logam (coating). Lapisan coating berfungsi
untuk menghilangkan efek flare yang di dapat ketika melawan matahari. Sehingga
para fotografer tidak takut memandang matahari melalui kameranya. Coating juga
berguna untuk menghilangkan efek kabur atau sering juga di sebut blur yang di
dapat dalam sebuah foto.
Dalam dunia fotografi ada berbagai jenis
lensa. Setiap jenis mempunyai keistimewaan untuk merekam sebuah gambar dan
memberikan efek serta karakteristik masing-masing yang dapat di sesuaikan
dengan kebutuhan fotografer.
B. Macam-macam
Lensa
1. Lensa
Kit (standar/normal)
Lensa ini juga disebut lensa normal,
berukuran 50-55mm dan memberikan karakter bidikan natural. Gambar yang
dihasilkan tidak akan beda jauh dengan apa yang dilihat oleh mata. sebuah lensa
yang memetakan citra yang nampak seperti perspektif pandang normal mata
manusia. Pemetaan perspektif tersebut didapat karena panjang fokus lensa
sebanding dengan jarak diagonal bidang fokal dengan sudut pandang diagonal
sekitar 53 derajat.
2. Lensa Wide
Angle (Lensa Sudut-Lebar)
Lensa jenis ini dapat digunakan untuk
menangkap subjek yang luas dalam ruang sempit. Karakter lensa ini adalah
membuat subjek lebih kecil dari ukuran sebenarnya. Dengan lensa jenis ini, kita
dpat memotret lebih banyak orang yang berjejer jika dibandingkan dengna lensa
kit (standar) di dalam ruangan. Semakin peendek jarak fokusnya maka semakin
lebar pandangannya. lensa dengan panjang fokus lebih pendek daripada lensa
normal, sesuai dengan ukuran bingkai citra pada bidang film pada kamera film,
maupun dimensi sensor foto pada bidang fokal pada kamera digital. Menurut
standar fotografi, lensa normal adalah lensa yang mempunyai panjang fokus
mendekati panjang diagonal bidang fokal. Lensa sudut lebar dengan panjang fokus
yang lebih pendek akan memproyeksikan lingkaran citra yang lebih besar ke
bidang fokal. UKuran lensa ini beragam mulai dari 17 mm, 24 mm, 28 mm dan
35 mm
3. Lensa Tele
Lensa tele merupakan kebalikan dari
lensa Wide Angle. Fungsi lensa ini untuk mendekatkan subjek, namun mempersempit
sudut pandang. Yang termasuk lensa tele adalah lensa berukuran 70 mm ke atas.
Karena sudut pandangannya sempit, lensa tele akan mengaburkan pandangan
sekitarnya. Namun, hal ini tidak menjadi masalah karenan lensa tele memang di
gunakan untuk mendekatkan pandangan dan memfokuskan pada objek yang di tujunya.
Lensa ini digunakan oleh fotografer unutk untuk memotret objek dari jarak jauh,
seperti foto candid atau landscape.
Berikut sedikit biography dari lensa
Tele : adalah lensa dengan konstruksi panjang yang lebih pendek daripada
panjang fokusnya sehingga mengakibatkan pusat optis (en:optical center) berada
di luar badan lensa. Sebuah lensa tele dapat dikenali dengan adanya susunan
lensa yang disebut telephoto group yang didesain untuk jarak fokus (en:focal
length) yang jauh.
Telephoto group adalah lensa komposit
yang ditemukan oleh Peter Barlow. Sebuah lensa regular yang mempunyai panjang
lensa lebih pendek daripada panjang fokusnya, tidak selalu berupa lensa tele.
Tetapi pada kenyataan sebuah lensa dengan panjang fokus di atas 280mm selalu
dikatakan lensa tele. Jika sebuah lensa kamera berada pada panjang fokus 200mm
dan terfokus ke jarak tak terhingga, exit pupil tersebut berada pada jarak
200mm dari bidang fokal dan pupil tersebut menjadi pusat optis lensa. Ketika
panjang fokus lensa ini bertambah, panjang fisik badan lensa akan bertambah
panjang jika lensa ini bukan lensa tele. Namun tidak demikian dengan lensa
tele, susunan lensa telephoto group membuat cahaya yang dilewatkan oleh kata
depan, seakan-akan berasal dari kata dengan panjang fokus yang sangat panjang
sebelum diteruskan ke bidang fokal karena sifat fokus negatif susunan lensa
ini. Lensa tele terberat yang pernah ada, dibuat oleh Carl Zeiss dengan panjang
fokus 1700mm f/4 dengan panjang badan lensa 425mm dan berat 256 kg. Didesain
untuk kamera medium format Hasselblad 203 FE.
4.
Lensa Zoom
Merupakan gabungan antara lensa standar,
lensa wide angle dan lensa tele. Ukuran lensa tidak fixed, misalnya 80-200 mm.
lensa ini cukup fleksibel dan memiliki range lensa yang cukup lebar. Lensa zoom
banyak digunakan sebab pemakai tinggal memutar ukuran lensa sesuai yang dibutuhkannya.
Berikut definisi dan biography dari
lensa variable atau sering disebut lensa zoom : Lensa variabel (en:varifocal
lens, zoom lens) adalah lensa yang tidak dapat mempertahankan bidang fokus pada
saat terjadi perubahan panjang fokus karena posisi bidang fokal juga ikut
tergeser, sehingga diperlukan pemfokusan ulang setiap terjadi perubahan panjang
fokus. Panjang fokus dari lensa variabel tidak tunggal, tetapi dapat
diubah-ubah pada rentang tertentu dari nilai minimum ke nilai maksimumnya.
Ukuran lensa variabel sering ditentukan dengan rasio dari panjang fokus lensa
yang terpanjang dan terpendek, misalnya sebuah lensa dengan panjang fokus 100mm
ke 400mm, dijelaskan sebagai 4:1 atau “4x” zoom. Dengan teknologi pengembangan
lensa yang modern, degradasi mutu citra yang dihasilkan oleh lensa variabel,
dibandingkan dengan lensa prima, sangatlah minim. Hal ini berbeda dengan
sekitar 20 tahun yang lalu, ketika dengan pertimbangan untuk mempertahankan
mutu citra, banyak fotografer profesional saat itu memilih untuk bekerja dengan
tidak mengandalkan lensa variabel. Walaupun demikian, masih dikatakan bahwa
hingga tahun 2009, belum ada lensa variabel dengan ukuran di atas 3x yang dapat
menandingi lensa prima dalam hal mutu citra. Tentu hal ini bergantung juga pada
kepiawaian seorang fotografer dalam mengatur cahaya, mempertahankan stabilitas
kamera dari goncangan selama waktu pajanan dan olah digital.
5. Lensa Super
Zoom
Lensa superzoom (en:superzoom
lens, hyperzoom lens) adalah lensa fotografi dengan faktor panjang fokus (en:focal length
factor) yang sangat besar, lebih besar dari 4x. Faktor panjang fokus dapat
berkisar hingga 15x zoom pada kamera refleks lensa tunggal dan 26x pada kamera
digital, hingga 100x pada kamera televisi profesional.
6. Lensa Tetap
Lensa tetap (en:prime lens)
adalah lensa dengan panjang fokus tunggal. Lensa tetap sering dikatakan
mempunyai nilai lebih pada ketajaman hasil citra. Dengan ukuran yang lebih
kecil, lensa tetap mempunyai bobot yang lebih ringan dan harga yang lebih murah
dibandingkan dengan lensa zoom pada mutu yang sama. Lensa prima juga
mempunyai kelebihan pada kecepatan lensa dan
dengan diameter tingkap yang besar (nilai bukaan yang kecil), sebuah lensa tetap
menjadi lebih handal untuk digunakan pada pemotretan low light
photography dan menimbulkan efek blur dengan kedalaman ruang yang
rendah.
Dalam bahasa Inggris,
istilah prime dalam konteks lensa telah digunakan sebagai lawan
kata zoom. Sebuah lensa prima dengan panjang fokus tunggal dan lensazoom dengan
panjang fokus variabel.
7. Lensa Fish eye (Lensa mata ikan)
Lensa Fish Eye merupakan lensa Wide
Angle dengan diameter 14 mm, 15 mm, 16 mm. Lensa ini memberikan pandangan 180
derajat. Gambar yang dihasilkan dari lensa ini akan cenderung melengkung,
terdistorsi menjadi oval dan terlihat seperti gepeng.
Berikut biography dari lensa fish eye/
mata ikan : Lensa mata ikan (en:fisheye lens) adalah lensa sudut lebar dengan
sudut pandang hemisperis yang sangat lebar. Lensa mata ikan pertama kali
didesain dan dikembangkan guna kepentingan meteorologi untuk mempelajari
barisan awan dan pertama kali disebut “whole-sky lenses”, lensa mata ikan
menjadi populer pada fotografi umum karena distorsi citranya yang khas.
8. Lensa fokus tunggal (lensa fixed)
Lensa fokus tunggal (en:fixed focus
lens) adalah lensa dengan bidang fokus tunggal, biasanya disetel pada jarak hiperfokal.
Lensa fokus tunggal didesain untuk mencapai jarak fokal (en:focal distance)
yang maksimum sehingga kedalaman ruang dapat
mencapai rentang dari jarak dekat hingga jarak terjauh (jarak hiperfokal).
9. Lensa Fokus halus
Lensa fokus halus (en: soft
focus lens) adalah lensa dengan aberasi speris. Soft
focus adalah sebuah efek pada fotografi yang
disebabkan oleh blur akibat aberasi speris lensa.
Sebuah lensa fokus halus didesain untuk menimbulkan efek blur tersebut namun
tetap menjaga ketajaman setiap garis dari subyeknya. Efek soft
focus yang ditimbulkan oleh lensa ini tidak sama dengan efek out of
focus yang disebabkan posisi subyek di luar bidang fokus.
Contoh lensa fokus lunak adalah Canon EF 135mm f/2,8
with Softfocus[5] dan Pentax SMC 28mm
f/2,8 FA Soft Lens. Keduanya dilengkapi
dengan sistem pengaturan aberasi speris, jika aberasi speris tersebut
dimatikan, lensa akan menghasilkan citra dengan fokus yang tajam seperti lensa
lain pada umumnya.
10. Lensa parfokal
Lensa parfokal (en:parfocal
lens, true zoom lens) adalah sebuah lensa yang mempertahankan ketajaman
bidang fokusnya walaupun terjadi perubahan panjang fokus lensa.
11. Ambiguitas
Istilah prime lens pada
awalnya mempunyai arti lensa utama pada sebuah kombinasi sistem
lensa.Ketika sebuah lensa digunakan bersamaan dengan
misalnya teleconverter, lensa tersebut sering disebut prime
lens yang berarti lensa yang utama, dan teleconverter sebagai
komponen tambahan (en:auxiliary).
Beberapa pabrikan lensa seperti ARRI Media, ISCO Precision Optics, Schneider
Kreuznach, Carl Zeiss, Canon masih memasarkan produk lensa variabel mereka
dengan istilah variable prime sehingga dapat menimbulkan kesan
seakan-akan produk tersebut berupa lensa parfokal.
Lensa normal standar untuk berbagai format
film dalam fotografi:
Format film
|
Dimensi citra
|
Diagonal citra
|
Panjang fokus normal lensa
|
9.5 mm Minox
|
8 × 11 mm
|
13.6 mm
|
15 mm
|
Half-frame
|
24 × 18 mm
|
30 mm
|
30 mm
|
APS C
|
16.7 × 25.1 mm
|
30.1 mm
|
28 mm, 35 mm
|
135, 35mm
|
24 × 36 mm
|
43.3 mm
|
45 mm, 50 mm
|
56 × 42 mm
|
71.8 mm
|
75 mm
|
|
56 × 56 mm
|
79.2 mm
|
80 mm
|
|
56 × 68 mm
|
88.1 mm
|
90 mm
|
|
56 × 84 mm
|
101.0 mm
|
105 mm
|
|
56 × 112 mm
|
125.0 mm
|
120 mm
|
|
large format 4 ×
5 sheet film
|
96 × 120 mm (image area)
|
153.7 mm
|
150 mm
|
large format 5 ×
7 sheet film
|
120 × 170 mm (image area)
|
208.0 mm
|
210 mm
|
large format 8 ×
10 sheet film
|
194 × 245 mm (image area)
|
312.5 mm
|
300 mm
|
PENUTUP
A.Kesimpulan
Sebelum kamera ditemukan, orang membuat gambar
dengan melukis atau menggambar. Itu membutuhkan waktu dan bisa tidak akurat.
Ditemukannya kamera obskura merupakan tonggak perubahan adanya kamera yang kita
manfaatkan saat ini. Kamera memungkinkan orang untuk membuat catatan visual
dari kehidupan mereka dan kejadian penting. Tiba-tiba orang bisa melihat
foto-foto suatu tempat yang jauh. Kamera membawa seluruh dunia menjadi lebih
dekat dan terbayangkan. Foto-foto mulai mempengaruhi orang-orang dan
berpendapat tentang dunia. Kamera membawa perubahan besar pada kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Hecht,
E. Optics Fourth Edition, AW.2002.
6. Johnson, William S.; Rice, Mark; Williams, Carla
(2005). In Therese Mulligan and David Wooters. A History of Photography.
Los Angeles, California: Taschen America. ISBN 978-3-8228-4777-0.
7. London, Barbara; Upton, John; Kobré, Kenneth; Brill,
Betsy (2002). Photography (ed. 7). Upper Saddle River, New
Jersey: Prentice Hall. ISBN 0-13-028271-5.Wenczel, Norma (2007). Part I - Introducing an Instrument. In Wolfgang Lefèvre. "The Optical
Camera Obscura II Images and Texts". Inside the Camera Obscura –
Optics and Art under the Spell of the Projected Image (Max Planck
Institute for the History of Science). hlm. 13–30.
Posting Komentar