Start Windows Again

Sabtu, 04 Oktober 2014

❞LAPORAN FISIKA LINGKUNGAN POLTEKKES BANJARMASIN❞

LAPORAN FISIKA LINGKUNGAN
CAHAYA, TEMPERATUR DAN KELEMBABAN







Kelompok 2


Nama
Praktikan


Tanggal
Kumpul
Tanda tangan

Praktikan


Pembimbing
Elviani
September 2014


Junaidi



Kamilia Safitri



M. Surya Firdaus



Putri Afina Awwaliah



Rabiatul Jannah



Rahmayanti



Roida Winijayanti



Yantri





KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
PROGRAM DIPLOMA III
KESEHATAN LINGKUNGAN
BANJARBARU

2014

KATA      P ENGANTAR


Assalamualaikum Wr. Wb

            Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan kuasa-Nyalah laporan praktikum ini dapat kami  selesaikan tepat pada waktunya. Ada pun laporan ini kami susun untuk dapat memenuhi tugas mata kuliah Fisika Lingkungan.  Adapun judul dari laporan praktikkum ini adalah “Cahaya, Temperatur dan Kelembaban”.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung penyusunan laporan ini, semoga  dapat memberikan manfaat untuk kita semua, amin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb
                                                                                    Banjarbaru, September 2014
                                                                                                           

                                                                                                Penyusun








 BAB I
PENDAHULUAN
A.  LATAR BELAKANG
 Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang kasat mata denganpanjang gelombang sekitar 380–750 nm. Pada bidang fisikacahaya adalah radiasi elektromagnetik, baik dengan panjang gelombang kasat mata maupun yang tidak. Cahayaadalah paket partikel yang disebut foton.
Air diketahui dapat berwujud padat, cair, atau gas. Air yang berbentuk gas disebut uap air. Ketika kita berbicara mengenai kelembaban udara maka kita sesungguhnya kita berbicara mengenai jumlah uap air. Ketika udara dikatakan “lembab”, itu berarti udara mengandung banyak uap air.
Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara yang dapat dinyatakan sebagai kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relatif) maupun defisit tekanan uap air. Kelembaban mutlak adalah kandungan uap air (dapat dinyatakan dengan massa uap air atau tekanannya) per satuan volum. Kelembaban nisbi membandingkan antara kandungan/tekanan uap air aktual dengan keadaan jenuhnya atau pada kapasitas udara untuk menampung uap air.




B.   TUJUAN
1.    Mengetahui cara pengukuran cahaya
2.    Mengetahui cara pengukuran temperatur
3.    Mengetahui cara pengukuran kelembaban
4.    Menyelesaikan tugas dari Bapak Zulfikar Ali As, S.KM, MT.



















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.            Cahaya
1.    Pengertian Cahaya
Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang kasat mata denganpanjang gelombang sekitar 380–750 nm. Pada bidang fisikacahaya adalah radiasi elektromagnetik, baik dengan panjang gelombang kasat mata maupun yang tidak. Cahayaadalah paket partikel yang disebut foton.

2.    Satuan Cahaya

·       Candela
Unit intensitas cahaya dari sumber cahaya dalam arah tertentu.. Juga disebutcandle.
Secara teknis, intensitas radiasi dalam arah tegak lurus dari permukaan meter 1 / 600000 persegi tubuh hitam pada suhu pemadatan platinum di bawah tekanan 101.325 newton per meter persegi.
·       Footcandle
Unit intensitas cahaya, diukur dalam lumen per kaki persegi. Kecerahan satu candle pada jarak satu kaki. Sekitar 10,7639 lux.
·       Lumen
Satuan aliran fluks cahaya atau bercahaya. Output dari lampu buatan dapat diukur dalam lumen.
·       Lux
Unit penerangan setara dengan satu lumen per meter persegi. Setara metrik foot-candle (satu lux sama dengan 0,0929 footcandles). Juga disebut candle meter.





3.    Instrumen Pengukuran Cahaya dan Prinsip Kerja Alat
Luxmeter merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur kuat penerangan (tingkat penerangan) pada suatu area atau daerah tertentu. Alat ini didalam memperlihatkan hasil pengukurannya menggunakan format digital. Alat ini terdiri dari rangka, sebuah sensor dengan sel foto dan layar panel. Sensor tersebut diletakan pada sumber cahaya yang akan diukur intenstasnya. Cahaya akan menyinari sel foto sebagai energi yang diteruskan oleh sel foto menjadi arus listrik. Makin banyak cahaya yang diserap oleh sel, arus yang dihasilkan pun semakin besar.
Sensor yang digunakan pada alat ini adalah photo diode. Sensor ini termasuk kedalam jenis sensor cahaya atau optic. Sensor cahaya atau optic adalah sensor yang mendeteksi perubahan cahaya dari sumber cahaya, pantulan cahaya ataupun bias cahaya yang mengenai suatu daerah tertentu. Dari hasil dari pengukuran yang dilakukan akan ditampilkan pada layar panel.
Berbagai jenis cahaya yang masuk pada luxmeter baik itu cahaya alami atapun buatan akan mendapatkan respon yang berbeda dari sensor. Berbagai warna yang diukur akan menghasilkan suhu warna yang berbeda,dan panjang gelombang yang berbeda pula. Oleh karena itu pembacaan yang ditampilkan hasil yang ditampilkan oleh layar panel adalah kombinasi dari efek panjang gelombang yang ditangkap oleh sensorphoto diode.
Pembacaan hasil pada Luxmeter dibaca pada layar panel LCD (liquid Crystal digital) yang format pembacaannya pun memakai format digital. Format digital sendiri didalam penampilannya menyerupai angka 8 yang terputus-putus. LCD pun mempunyai karakteristik yaitu Menggunakan molekul asimetrik dalam cairan organic transparan dan orientasi molekul diatur dengan medan listrik eksternal.
Adapun bagian- bagian dari alat lux meter adalah sebagai berikut :

a.    Lux Meters
Fungsi bagian- bagian alat ukur :
·       Layar panel : Menampilkan hasil pengukuran
·       Tombol Off/On : Sebagai tombol untuk menyalakan atau mematikan alat
·       Tombol Range : Tombol kisaran ukuran
·       Zero Adjust VR : Sebagai pengkalibrasi alat (bila terjadi error)
·       Sensor cahaya : Alat untuk mengkoreksi/mengukur cahaya.

Adapun prosedur penggunaan alat ini adalah sebagai berikut :
1.    Geser tombol ”off/on” kearah On.
2.    Pilih kisaran range yang akan diukur ( 2.000 lux, 20.000 lux atau 50.000 lux) pada tombol Range.
3.    Arahkan sensor cahaya dengan menggunakan tangan pada permukaan daerah yang akan diukur kuat penerangannya.
4.    Lihat hasil pengukuran pada layar panel.
Apabila dalam pengukuran menggunakan range 0-1999 maka dalam pembacaan pada layar panel di kalikan 1 lux. Bila menggunakan range 2000-19990 dalam membaca hasil pada layar panel dikalikan 10 lux. Bila menggunakan range 20.000 sampai 50.000 dalam membaca hasil dikalikan 100 lux.

b.    Metode Pengukuran

§  General Lighting , yaitu pencahayaan seluruh ruang. Secara teknis ambient lighting artinya total sinar yang datang dari semua arah, untuk seluruh ruang. Sebuah lampu diletakkan di tengah-tengah ruang hanya salah satu bagian dari ambient lighting. Tetapi bila ada sinar yang datang dari semua tepi plafon, misalnya, terciptalah ambient lighting. Dalam membuat ambient lighting, sinar haruslah cukup fleksibel untuk berbagai situasi atau peristiwa yang mungkin terjadi di ruangan. Tidak mungkin ruang makan selalu romatis.
§  Local lighting, atau pencahayaan lokal. Pencahayaan jenis ini ditujukan untuk aktivitas sehari-hari. Misalnya: membaca, belajar, memasak, berdandan dan sebagainya. Pencahayaan dimaksud untuk membuat mata tidak cepat lelah.
§  Refleksi (atau pemantulan) adalah perubahan arah rambat cahaya ke arah sisi (medium) asalnya, setelah menumbuk antarmuka dua medium.
Refleksi pada era optik geometris dijabarkan dengan hukum refleksi yaitu:
¨    Sinar insiden, sinar refleksi dan sumbu normal antarmuka ada pada satu bidang yang sama
¨    Sudut yang dibentuk antara masing-masing sinar insiden dan sinar refleksi terhadap sumbu normal adalah sama besar.
¨    Jarak tempuh sinar insiden dan sinar refleksi bersifat reversible.


B.   Temperatur dan Kelembaban
 Air diketahui dapat berwujud padat, cair, atau gas. Air yang berbentuk gas disebut uap air. Ketika kita berbicara mengenai kelembaban udara maka kita sesungguhnya kita berbicara mengenai jumlah uap air. Ketika udara dikatakan “lembab”, itu berarti udara mengandung banyak uap air.
Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara yang dapat dinyatakan sebagai kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relatif) maupun defisit tekanan uap air. Kelembaban mutlak adalah kandungan uap air (dapat dinyatakan dengan massa uap air atau tekanannya) per satuan volum. Kelembaban nisbi membandingkan antara kandungan/tekanan uap air aktual dengan keadaan jenuhnya atau pada kapasitas udara untuk menampung uap air.
Pada umumnya organisme akan kehilangan lebih banyak air dalam atmosfir dengan kelembaban rendah dari pada dalam atmosfir dengan kelembaban tinggi. Oleh karena itu salah satu faktor abiotik yang sangat penting pada organisme darat adalah kelembaban nisbi.
Kelembaban nisbi adalah persentase uap air yang sebenarnya ada dibandingkan dengan kejenuhan di bawah tekanan dan temperatur. Kelembaban nisbi biasanya diukur dengan mencatat perbedaan antara pentolan yang basah dan yang kering dari termometer yang dipasang pada alat yang disebut dengan Psychrometer. Apabila pembacaan kedua termometer sama maka kelembaban nisbi adalah 100%, apabila pembacaan pentolan termometer yang basah di bawah termometer kering, kelembaban nisbi adalah kurang dari 100% dan nilai sebenarnya dapat ditentukan dengan dengan melihat tabel yang telah dibuat.
Kelembapan adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi ini dapat diekspresikan dalam kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau kelembapan relatif. Alat untuk mengukur kelembapan disebut hygrometer (Himmelblau, 1985).
Higrometer adalah sejenis alat untuk mengukur tahap kelembapan pada suatu tempat. Biasanya ia ditempatkan di dalam bekas (container) penyimpanan barang yang memerlukan tahap kelembapan yang terjaga seperti dry box penyimpanan kamera. Keadaan ini akan mencegah pertumbuhan jamur yang menjadi musuh pada peralatan tersebut.
Kapasitas udara untuk menampung uap air tersebut (pada keadaan jenuh) ditentukan oleh suhu udara. Sedangkan defisit tekanan uap air adalah selisih antara tekanan uap jenuh dan tekanan uap aktual. Masing-masing pernyataan kelembaban udara tersebut mempunyai arti dan fungsi tertentu dikaitkan dengan masalah yang dibahas.     
Kelembaban relatif adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan jumlah uap air yang terkandung di dalam campuran air-udara dalam fasa gas.
Kelembaban relatif dari suatu campuran udara-air didefinisikan sebagai rasio dari tekanan parsial uap air dalam campuran terhadap tekanan uap jenuh air pada temperatur tersebut. Perhitungan kelembaban relatif ini merupakan salah satu data yang dibutuhkan (selain suhu, curah hujan, dan observasi visual terhadap vegetasi) untuk melihat seberapa kering areal perkebunan sehingga nantinya dapat ditentukan tingkat potensi kebakaran lahan.
Cara yang lebih praktis yaitu dengan menggunakan 2 termometer, yang basah dan kering. Prinsipnya semakin kering udara, maka air semakin mudah menguap. karena penguapan butuh kalor maka akan menurunkan suhu pada thermometer basah. Sedangkan termometer kering mengukur suhu aktual udara. Akibatnya jika perbedaan suhu antara keduanya semakin besar, maka artinya kelembaban relatif udara semakin rendah. Sebaliknya jika suhu termometer basah dan thermometer kering sama, artinya udara berada pada kondisi lembab jenuh .
Tinggi rendahnya kelembaban udara di suatu tempat sangat bergantung pada beberapa factor sebagai berikut :

a.       Suhu.
b.      Tekanan udara.
c.       Pergerakan angin.
d.      Kuantitas dan kualitas penyinaran.
e.       Vegetasi dsb.
f.       Ketersediaan air di suatu tempat (air, tanah, perairan).
Suhu menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu benda, semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat berupa getaran. Makin tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut.
Termometer yang biasanya dipakai sebagai berikut:
a.       Termometer bulb (air raksa atau alkohol)
Menggunakan gelembung besar (bulb) pada ujung bawah tempat menampung cairan, dan tabung sempit (lubang kapiler) untuk menekankan perubahan volume atau tempat pemuaian cairan.
Berdasar pada prinsip suatu cairan volumenya berubah sesuai temperatur. Cairan yang diisikan terkadang alkohol yang berwarna tetapi juga bisa cairan metalik yang disebut merkuri, keduanya memuai bila dipanaskan dan menyusut bila didinginkan
Ada nomor disepanjang tuba gelas yang menjadi tanda besaran temperatur.
Keutungan termometer bulb antara lain tidak memerlukan alat bantu, relatif murah, tidak mudah terkontaminasi bahan kimia sehingga cocok untuk laboratorium kimia, dan konduktivitas panas rendah.
Kelemahan termometer bulb antara lain mudah pecah, mudah terkontaminasi cairan (alkohol atau merkuri), kontaminasi gelas/kaca, dan prosedur pengukuran yang rumit (pencelupan).
Penggunaan thermometer bulb harus melindungi bulb dari benturan dan menghindari pengukuran yang melebihi skala termometer.
Sumber kesalahan termometer bulb:
  - time constant effect, waktu yang diperlukan konduksi panas dari luar ke tengah batang kapiler.
  - thermal capacity effect, apabila massa yang diukur relatif kecil, akan banyak panas yang diserap oleh termometer dan mengurangi suhu sebenarnya.
  - cairan (alkohol, merkuri) yang terputus.
  - kesalahan pembacaan.
  - kesalahan pencelupan.
b. Termometer spring
Menggunakan sebuah coil (pelat pipih) yang terbuat dari logam yang sensitif terhadap panas, pada ujung spring terdapatpointer. Bila udara panas, coil (logam) mengembang sehingga pointer bergerak naik, sedangkan bila udara dingin logam mengkerut pointer bergerak turun. Secara umum termometer ini paling rendah keakuratannya di banding termometer bulb dan digital.
·       Penggunaan termometer spring harus selalu melindungi pipa kapiler dan ujung sensor (probe) terhadap benturan/ gesekan. Selain itu, pemakaiannya tidak boleh melebihi suhu skala dan harus diletakkan di tempat yang tidak terpengaruh getaran.













BAB III
PELAKSAAN KEGIATAN

A.  JENIS KEGIATAN
v Praktikum  tentang cahaya, temperatur dan kelembaban
Hari/Tanggal        : Rabu, 17 September 2014
Pukul                    : 13. 48 WITA s/d 14.14 WITA 
Tempat                 : Kampus Jurusan Kesehatan Lingkungan
                               Politeknik Kesehatan Kemenkes Banjarmasin
B.   URAIAN KEGIATAN






















BAB IV
HASIL PRAKTIKUM
A.            HASIL
1.    Cahaya
v General Lighting (13.48 WITA)
§  Data 1      : 164 Lux
§  Data 2      : 132 Lux
§  Data 3      : 132 Lux
§  Data 4      : 118 Lux
§  Data 5      : 119 Lux
§  Data 6      : 186 Lux
Hasil General Lightning   =
                                         =
                                         = 141,833

v Local Lighting(13.52 WITA)
§  Data 1      : 111 Lux
§  Data 2      : 115 Lux

Hasil Local Lighting       
= 113 Lux

v Reflectance

ü Dinding(13.38 WITA)
¨      Cahaya Datang    : 88 Lux
¨      Cahaya Pantul      : 46 Lux

o   Hasil Reflectant =   x 100%
 x100%      
=

ü Lantai(13.42 WITA)
¨      Cahaya Datang    : 90 Lux
¨      Cahaya Pantul      : 50 Lux
o   Hasil Reflectant   =  x 100%
=  x 100%
=

ü Kursi (13.45 WITA)
¨      Cahaya Datang    : 182 Lux
¨      Cahaya Pantul      : 92 Lux
o   Hasil Reflectant   =  x 100%
=  x 100%
=


2.    Temperature dan Kelembaban
v Indoor
1.    14.02 WITA
·         Suhu Kering         = 30°C
·         Suhu Basah          = 25°C
·         Kelembaban         = 65




¨     

¨  Konversi Suhu Basah :
F   = x (C+32)
=   x (25+32)
= x 57
= 102, 6 oF
R  =x C
=  x 25
= x 25
= 20 oR

 
Konversi Suhu Kering :
F   = x (C+32)
 x (30+32)
= x 62
= 111, 6 oF

R  =x C
=  x 30
= x 30
= 24 oR

2.    14.07 WITA
·         Suhu Kering         = 32°C
·         Suhu Basah          = 25°C
·        

¨  Konversi Suhu Basah :
F   = x (C+32)
=   x (25+32)
= x 57
= 102, 6 oF
R  =x C
=  x 25
= x 25
= 20 oR

 
Kelembaban         = 55
¨      Konversi Suhu Kering :
F   = x (C+32)
 x (32+32)
= x 64
= 115, 2 oF

R  =x C
=  x 32
= x 32
= 25, 6 oR
3.    14.14 WITA
·         Suhu Kering         = 30°C
·         Suhu Basah          = 24°C
·         Kelembaban         = 59
¨     

¨  Konversi Suhu Basah :
F   = x (C+32)
=   x (24+32)
= x 56
= 100, 8 oF
R  =x C
=  x 24
= x 24
= 19, 2 oR

 
Konversi Suhu Kering :
F   = x (C+32)
 x (30+32)
= x 62
= 111, 6 oF

R  =x C
=  x 30
= x 30
= 24 oR















v Outdoor
1.    14.00 WITA
·         Suhu Kering         = 31°C
·         Suhu Basah          = 25°C
·         Kelembaban         = 61

¨     

¨  Konversi Suhu Basah :
F   = x (C+32)
=   x (25+32)
= x 57
= 102, 6 oF
R  =x C
=  x 25
= x 25
= 20 oR

 
Konversi Suhu Kering :
F   = x (C+32)
 x (31+32)
= x 63
= 113, 4 oF

R  =x C
=  x 31
= x 31
= 24, 8 oR













BAB V
PENUTUP
A.  KESIMPULAN
Dari hasil praktikum di Kampus Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Banjarmasin disimpulkan
Dalam pengamatan yang kami lakukan dapat dilihat

B.   SARAN
1.    Dalam menggunakan alat saat praktikum harus hati-hati dan teliti agar hasil pengamatan akurat.


|| | Copy Right By : Kicauan Epedd | Design By : Cuerosbhelatos ||

Posting Komentar